Beranda / Berita / Aceh / Nasabah Pinjol Terbanyak di Aceh Berprofesi Guru, Akademisi: Negara Harus Buat Skema Khusus

Nasabah Pinjol Terbanyak di Aceh Berprofesi Guru, Akademisi: Negara Harus Buat Skema Khusus

Senin, 14 Agustus 2023 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Alfi Nora

Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis USK, Rustam Effendi. [Foto: Ist.]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kepala Otoritas Jasa Keuangan (OJK) mengungkapkan profesi tenaga pendidik (Tendik) atau guru berada pada peringkat pertama yang paling banyak mengajukan permintaan Pinjaman Online (Pinjol) di Aceh.

Menurut Dosen Fakultas Ekonomi dan Bisnis (FEB) Universitas Syiah Kuala (USK) Rustam Effendi, penyebab banyak guru yang mengambil Pinjol dikarenakan pendapatan yang diterima para guru masih belum mampu memenuhi kebutuhan mereka atau jauh dari standar kesejahteraan. 

“Hal itu mengindikasikan bahwa negara belum mampu mensejahterakan para guru mengingat gaji yang diberikan kepada guru sangat rendah, termasuk kepada guru-guru honorer. Di sisi lain, kemampuan keuangan negara juga terbatas,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Senin (14/8/2023). 

Untuk itu, kata pengamat ekonomi itu perlu diatur suatu skema khusus oleh pemerintah agar bisa memperbaiki tingkat kesejahteraan para guru, apakah itu skema gajinya atau tunjangan, dan lain sebagainya. 

Di samping itu juga, kata Rustam, keberadaan bank-bank harus mampu menampung pembiayaan pinjaman untuk para guru, sehingga mereka tidak lagi memilih jalan meminjam ke Pinjol. Meski lewat Pinjol itu prosedur dan syaratnya lebih mudah, namun dikhawatirkan akan lebih berisiko jika jasa Pinjol yang dipilih tidak legal, tidak terdaftar di OJK. Selain itu, dapat juga dengan skema dimana sebagian bunganya disubsidi atau ditanggung oleh pemerintah. Dengan begitu, akan dapat membantu terjaganya kesejahteraan para guru.

“Karena masyarakat yang mengambil Pinjol itu untuk memenuhi kebutuhan hidupnya, maka sangat penting bagi negara untuk membantu mereka, para guru yang mempunyai tugas begitu mulia ini,” pungkas ekonom Aceh ini. [NOR]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda