Beranda / Berita / Aceh / Ketakutan Akan Resesi Global Terjadi Dimana-mana, Rustam Effendi Percaya Indonesia Bisa Lewati Tantangan

Ketakutan Akan Resesi Global Terjadi Dimana-mana, Rustam Effendi Percaya Indonesia Bisa Lewati Tantangan

Sabtu, 29 Oktober 2022 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Akhyar

Pengamat ekonomi asal Aceh, Rustam Effendi. [Foto: ist]

DIALEKSIS.OM | Banda Aceh - Potensi resesi global semakin membesar dan pelaku pasar kini makin khawatir akan perekonomian global yang akan kembali lesu ke depannya. 

Ketakutan akan resesi global terjadi dimana-mana, sejumlah koreksi mulai disiapkan untuk mencegah potensi “kegelapan” yang akan menghujam global di tahun 2023.

Pengamat ekonomi asal Aceh, Rustam Effendi berpendapat bahwa ketahanan ekonomi Indonesia relatif berbeda dengan negara-negara yang saat ini sedang dihantam krisis.

Menurut Effendi, yang terjadi di belahan negara lain itu lebih disebabkan oleh faktor krisis energi dan krisis pangan yang berdampak pada kenaikan inflasi.

Sejauh ini, kata Effendi, negara Indonesia masih memiliki daya tahan yang cukup, terutama dalam hal pemenuhan kebutuhan pangan.

“Ketahanan pangan negara kita masih relatif terjaga, meski ada ancaman inflasi, terlihat pemerintah pusat hingga pemerintah daerah telah bergerak bersama secara aktif,” ujar Rustam Effendi kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Sabtu (29/10/2022).

Di sisi lain, Rustam Effendi yang juga seorang dosen di Universitas Syiah Kuala (USK) itu juga menyampaikan sedikit kekhawatirannya akibat resesi global. Kekhawatirannya itu dari sisi ekspor Indonesia, karena selama resesi global berjalan, permintaan (demand) ekspor akan sedikit terganggu (menurun).

Di samping itu, lanjut Effendi, dengan menguatnya nilai Dollar maka akan membuat mata dagangan ekspor Indonesia berpeluang meraih pangsa pasar, karena harga sejumlah komoditas ekspor dari Indonesia menjadi lebih kompetitif.

“Nah, ini yang harus dimanfaatkan untuk menambah cadangan devisa dalam mengantisipasi kebutuhan impor,” jelas Effendi.

Hanya saja, tutur dia, di saat yang bersamaan juga diperlukan kebijakan pengurangan impor, kecuali impor untuk barang-jasa yang memang dinilai sangat urgen dan dibutuhkan (tidak mungkin dikurangi).

Diketahui, sebelumnya pemulihan ekonomi Indonesia disebut sudah lebih baik dibandingkan dengan negara lain. Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat bahwa pada kuartal kedua tahun 2022, pertumbuhan ekonomi melesat 5,44 persen.

Pertumbuhan ekonomi Indonesia ini ditopang oleh konsumsi yang cepat dan kinerja investasi yang stabil serta ekspor yang tinggi, lalu kemudian kestabilan makro ekonomi juga dapat dijaga dengan baik.

Bahkan perekonomian domestik pada kuartal kedua tahun 2022 berdasarkan catatan Bank Indonesia (BI) dengan berbagai indikatornya mengindikasikan terus berlangsungnya proses pemulihan ekonomi domestik.(Akh)


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda