kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Mulia Mardi: Mahasiswa Aceh di Wuhan Membutuhkan Masker Khusus dan Makanan

Mulia Mardi: Mahasiswa Aceh di Wuhan Membutuhkan Masker Khusus dan Makanan

Minggu, 26 Januari 2020 18:36 WIB

Font: Ukuran: - +

Mulia Mardi, Direktur Pemuda Pelajar Indonesia se-Tiongkok, saat memberi keterangan terkait kondisi terkini mahasiswa Aceh di Wuhan, bertempat di Aula Dinsos Aceh, Minggu (26/1/2020). [Foto: Suparta/acehkini]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Mulia Mardi, Direktur Pemuda Pelajar Indonesia se-Tiongkok, yang juga masih menimba ilmu di salah satu Universitas di Wuhan menjelaskan, saat ini yang paling dibutuhkan oleh para mahasiswa Aceh yang berada di Wuhan adalah masker khusus dan makanan 

Hal ini disampaikannya pada acara Konferensi pers terkait kondisi terkini mahasiswa Aceh di Wuhan, di Aula Dinas Sosial Aceh, Minggu (26/1/2020). 

"Merebaknya virus corona di Wuhan berakibat pada menipisnya stok makanan dan masker khusus, saat ini harga makanan bahkan sudah naik hingga lima kali lipat dari harga biasa. Kenaikan ini dipicu oleh kondisi di Wuhan karena sedang masuk dalam musim dingin, ditambah lagi dengan merebaknya corona. Toko makanan yang buka sangat minim dan selalu terjadi antrian panjang karena toko tidak buka setiap saat," ungkap Mulia.

Mulia menambahkan, sejak Desember 2019, otoritas setempat sudah mengeluarkan peringatan terkait merebaknya virus, namun saat itu peringatan yang dikeluarkan adalah virus sars. Di awal Januari 2020, otoritas di Wuhan mengeluarkan peringatan baru yang menjelaskan, bahwa virus yang merebak adalah virus corona.

Mulia menjelaskan, saat ini ada sekitar 63 Mahasiswa Aceh di seluruh Tiongkok. 33 orang di antaranya berada di Wuhan. Namun sebahagian besar pulang atau memanfaatkan waktu liburan untuk mengunjungi daerah lain di Tiongkok.

Mulia adalah salah satu mahasiswa Aceh yang berada di luar Wuhan, saat kebijakan isolasi diberlakukan oleh otoritas setempat. Saat akan kembali ke Wuhan, otoritas setempat tidak memberi izin. Kejadian sebaliknya justru dialami oleh Safriadi dan Intan. Kedua pelajar asal Aceh ini berkuliah di wilayah Wing Cun. Namun saat kebijakan isolasi diberlakukan mereka sedang berkunjung ke Wuhan. Bersama 10 pelajar Aceh lainnya, saat ini keduanya berada di Wuhan.

"Saat ini teman-teman disana sudah mengisolasi diri di kamar. Dengan stok makanan dan stok masker khusus yang terus berkurang. Di musim dingin, memang aktivitas luar ruangan selalu kami batasi, karena suhu berada di angka 8 hingga 4 derajat celcius.

Saat ini, saambung Mulia, seluruh akses ke Wuhan telah ditutup. Subway, Metro bawah tanah sudah ditutup sejak tanggal 24 Januari lalu. Bus kota dan stasiun kereta api serta bandara juga sudah ditutup, kecuali ada lisensi khusus seperti ambulance dan mobil polisi. (h)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda