MPU Aceh Tamiang Dukung Pengharaman PUBG
Font: Ukuran: - +
Reporter : Hendra
DIALEKSIS.COM | Aceh Tamiang - Majelis Permusyawaratan Ulama (MPU) Kabupaten Aceh Tamiang mendukung fatwa MPU Aceh yang menghaÂramkan game online Player Unknown's Battle Grounds (PUBG).
Ketua MPU Aceh Tamiang Drs. Ilyas Mustawa yang dikonfimasi Dialeksis via seluler mengatakan, bahwa game online PUBG dan sejeÂnisnya dipandang banyak mudaratnya, sehingga MPU Aceh mengeluarkan fatwa itu. Akan tetapi, pihaknya mengaÂku hingga saat ini belum menerima penjelasan hasil fatwa tersebut. "Hal ini sudah menjadi putusan MPU Aceh maka akan berlaku untuk seluruh Aceh termasuk Kabupaten Aceh Tamiang," ujarnya.
Menurutnya, setelah fatwa itu diterima nanti, MPU Aceh Tamiang juga akan mengkaji kembali terkait damÂpak dari permainan game online terÂsebut. "Dari sisi dampak kekerasan dari permainan game pihaknya sangat mendukung Fatwa haram tersebut," ujarnya.
Dijelaskannya, dampak kekerasan permainan game itu dapat menimbulkan efek psikis, psikologis dan mental orang yag keras. "Karena secara kelembagaan MPU Aceh belum melakukan sosialisasi terkait fatwa haram tersebut, maka pihak MPU Aceh Tamiang akan duduk kembali untuk membahas langkah langkah yang diambil terkait fatwa haram tersebut," jelasnya.
Sementara itu, salah satu Iman desa di Kabupaten Aceh Tamiang mengatakan sangat mendukung sepenuhnya fatwa tersebut, sebab kondisi geneÂrasi muda hari ini sangat mempriÂhatinkan. Di warung-warung hampir 80% generasi muda yang disibukkan dengan game PUBG, bahkan lupa dengan wakÂtu.
Hadirnya game PUBG dinilai dapat merusak hubungan silaturahmi antarsesama. Game tersebut juga sudah mewaÂbah ke anak-anak, yang seharusnya maÂsih fokus pada dunia pendidikan.
"Tentu fatwa yang dikeluarkan oleh MPU Aceh sudah ada kajian-kajian khusus, sehingga ulama berÂsepakat untuk mengharamkan game tersebut. Apalagi, game itu dapat membuat prilaku anak-anak rusak," tuturnya.
Dia berharap agar para orangtua, dan elemen masyaraÂkat untuk sama-sama mengawasi generasi muda dari pengaruh game yang besar mudaÂratnya tersebut, supaya generasi Aceh Tamiang dapat menjadi generasi proÂduktif ke depannya. (mhv)