Beranda / Berita / Aceh / Miris Satu Desa Terisolir di Aceh Utara, Warga Manfaatkan Rakit untuk Menyebrang ke Kota

Miris Satu Desa Terisolir di Aceh Utara, Warga Manfaatkan Rakit untuk Menyebrang ke Kota

Senin, 27 Februari 2023 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Warga sedang menyebrang sungai menggunakan rakit di Aceh Utara. (Foto: Rizkita/Dialeksis.com)


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Warga di Desa Buket Makarti, Kecamatan Tanah Luas, Kabupaten Aceh Utara, terisolir karena jembatan gantung yang menghubungkan dua kecamatan di daerah itu sudah terputus total. 

Sebagaimana diketahui, jembatan tersebut roboh ke sungai Krueng Pase akibat bencana banjir pada tahun 2020 lalu. Selama ini masyarakat terpaksa menggunakan rakit kayu selama melakukan aktivitas sehari-hari.

Kamaruddin tokoh pemuda Desa Buket Makarti, mengatakan pasca jembatan itu roboh hingga saat ini belum dibangun kembali dan belum ada kejelasan dari pemerintah kapan jembatan itu dibangun kembali. 

“Padahal jembatan itu salah satu akses yang kami gunakan untuk mengangkut hasil panen sawit, antar anak sekolah bahkan kegiatan lainya. Selama ini kami menyebrang sungai menggunakan rakit kayu,” kata Kamaruddin pada Senin(27/2/2023) saat ditemui wartawan di lokasi. 

Dia menyebutkan, jembatan rangka baja itu menghubungkan antara Kecamatan MeurahMulia, Tanah Luas, dan Geureudong Pase.  

“Rakit yang ditumpangi selama ini kamibayar sekali naik Rp 15000 per orang. Kalau pulang balik kami harus bayar Rp 30ribu perhari,” katanya. 

Kamaruddin mengeluhkan kondisi selama ini sangat menghambat aktivitas warga setempat. karena aktivitas warga terbatas karena harus mengeluarkan biayak husus untuk membayar rakit. 

“Jalur lain ada melalui kebun sawit warga tapi jaraknya sangat jauh, untuk antar anak sekolah saja butuh waktu selama satu jam bahkan lebih, kondisi jalanjuga rusak parah. Kalau ada jembatan itu kami bisa jalan ke kota hanya butuhwaktu 10 sampai 15 menit saja,” keluhnya. 

Sementara Kepala Desa Buket Makarti, T Syamsul Rizal, membenarkan kondisi yang dialami warganya selama dua tahun terakhir ini. pihaknya berharap kepada pemerintah agar jembatan itu dapat dibangun. 

“Kondisi paling parah itu, kalau ada yang sakit harus di rujuk ke rumah sakitumum. Kita berharap jembatan ini segera dibangun kembali,” pungkasnya. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda