Beranda / Berita / Aceh / Makna Pancasila di Mata Pemuda

Makna Pancasila di Mata Pemuda

Rabu, 02 Juni 2021 19:51 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Hari lahirnya Pancasila diperingati setiap tanggal 1 Juni. Pancasila merupakan ideologi negara Indonesia yang tak bisa diganggu gugat. Berikut ini serba-serbi Hari Lahir Pancasila 1 Juni. Pancasila sebagai dasar negara,dan sebagai ideologi mempunyai nilai nilai yang harus diterapkan dalam kehidupan bermasyarakat, berbangsa,dan bernegara.

Alumni Lemhanas RI dan juga Ketua Kaukus Anak Muda provinsi Aceh, Yusri Kasim mengatakan, mempelajari isi dari sila-sila pancasila menunjukkan bahwa pancasila mengandung nilai nilai kehidupan bermasyarakat. Seperti tahun 2021, peringatan Hari Lahir Pancasila tahun ini masih dalam suasana pandemi Covid-19.

“Untuk itu, pemerintah melalui Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP) mengeluarkan Surat Edaran Nomor 4 Tahun 2021. Negara Indonesia adalah suatu negara kepulauan yang memiliki banyak sekali keanekaragaman mulai dari suku, agama, ras, bahasa, budaya dan adat istiadat yang menjadi salah satu negara multicultural,” ujar Yusri.

Yusri menambahkan, di era globalisasi sekarang ini, ilmu pengetahuan dan teknologi berkembang sangat pesat, dalam perkembangannya ini dapat memberikan dampak positif dan dampak negatif. Salah satu dampak negatif nya yaitu degradasi moral, berita hoax, dan timbulnya beberapa konflik.

Ketuhanan Yang Maha Esa yaitu mengutamakan aspek spiritualisme tetapi bukan aspek materialisme, yang berarti bahwa setiap warga negara Indonesia wajib memiliki agama dan lebih mengedepankan sikap religius karena hidup ini bukan hanya mencari kekayaan dan kesenangan tapi ada tanggung jawab terhadap Tuhan, segala sesuatu yang dilakukan hendaknya berpikir.

Sila kedua mengandung tentang pemberdayaan manusia agar tidak semena-mena terhadap alam dan makhluk hidup lainnya. Dalam hal ini berarti setiap manusia harus memiliki keadaban dalam setiap bertingkah laku didalam kehidupan sosial yang didalamnya terdapat manusia dan makhluk hidup lain.

“Begitu juga dengan Sila ketiga, mengandung makna persatuan yang bertujuan mempersatukan suku, agama, ras, dan adat istiadat yang beragam di Indonesia. Yang dimaksud dalam sila ini yaitu kita sebagai bangsa yang majemuk harus mengedepankan rasa toleransi yang didasarkan persatuan/ wujud Bhinneka Tunggal Ika,” ujar Yusri.

Tambahnya, Sila keempat yaitu mengandung makna untuk mencegah adanya kesalah pahaman dan kecenderungan individualis yang dapat memicu adanya konflik isu SARA dan hoax.

“Sila kelima yaitu: mengandung makna tentang mengupayakan suatu kebijakan yang dapat dinikmati dan dihargai oleh semua masyarakat Indonesia. Dalam hal ini diupayakan agar setiap manusia mampu membuat keputusan yang seadil-adilnya bagi setiap warga negara tanpa adanya diskriminasi,” tuturnya.


Keyword:


Editor :
M. Agam Khalilullah

riset-JSI
Komentar Anda