Makam Syuhada Lapan, Jejak Sejarah Ulama Aceh Hadang Belanda
Font: Ukuran: - +
Reporter : Naufal Habibi
Makam Syahid Lapan yang terletak di pinggiran jalan lintas Nasional Banda Aceh - Medan di Cot Batee Geulungku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen. [Foto: Naufal/Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bagi masyarakat di sekitaran wilayah Bireuen pastinya sering melewati sebuah makam yang dikenal dengan Makam Syahid Lapan.
Makam ini terletak di pinggiran jalan lintas Nasional Banda Aceh - Medan. Makam tersebut berada tepatnya di Cot Batee Geulungku, Kecamatan Simpang Mamplam, Kabupaten Bireuen.
Saat melintas daerah tersebut, masyarakat sering singgah untuk sekedar berdoa maupun bersedekah di Makam Syahid Lapan. Ini dilakukan untuk mendapatkan keberkahan dan dimudahkan rezeki.
Makam ini dinamakan dengan makam Syahid Lapan karena disana dimakamkan delapan pejuang yang gugur melawan Belanda.
Mereka adalah Tgk Panglima Prang Rayeuk Jurong Binje, Tgk Muda Lem Mamplam, Tgk Nyak Balee Ishak Blang Mane, Tgk Meureudu Tambue, Tgk Balee Tambue, Apa Syehk Lancok Mamplam, Muhammad Sabi Blang Mane, dan Nyak Ben Matang Salem Blang Teumulek
Kisah keheroikan para Syuhada Lapan sangat jelas tertulis pada dinding makam yang dilansir media dialeksis.com. Peristiwa heroik itu terjadi ketika para Syuhada Lapan menghadang pasukan Belanda.
Pasukan Belanda itu berjumlah 24 orang. Mereka semuanya bersenjata api, sedangkan pasukan delapan pejuang Aceh tersebut hanya bersenjatakan pedang.
Tapi berkat semangat juang yang tinggi, mereka berhasil menewaskan semua marsose tersebut. Namun karena larut dalam euphoria kemenangan.
Tanpa disadari tiba-tiba sejumlah serdadu marsose lain datang dari arah Jeunieb memberi bantuan. Kedelapan pejuang itu diserang dan gugur bersimbah darah.
Jasad para syuhada tersebut kemudian dikebumikan dalam satu liang sebab serdadu marsose mencincang-cincang bagian tubuh para pejuang tersebut dengan pedang milik mereka sendiri.