Lomba Drum Band Dibolehkan, Penegakan Aturan Prokes di Bireuen Dipertanyakan?
Font: Ukuran: - +
Reporter : fajri
Bupati Bireuen Muzakkar A Gani didampingi Ketua KONI Bireuen dan Pengurus PDBI Bireuen saat melepas Kontingen Drum Band Bireuen untuk mengikuti PRA PORA Cabang Drum Band Bireuen di Halaman Kantor Bupati Bireuen Rabu (25/08/2021). [Foto: Fajri Bugak]
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Perhelatan Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Aceh (PRA PORA) Cabang Drum Band di Kabupaten Bireuen yang diikuti sebanyak 14 perwakilan Kabupaten Kota yang ada di Aceh akan dibuka Kamis besok (26/08/2021), Acara tersebut akan berlangsung mulai 26 hingga 29 Agustus 2021. Acara pembukaan akan dilangsungkan di Stadion Cot Gapu Bireuen.
Perhelatan acara tersebut yang berlangsung ditengah situasi pandemic Covid-19 serta masih berlakunya Pemberlakuan Pembatasan Kegiatan Masyarakat (PPKM) Mikro sebagaimana Instruksi Gubernur Nomor 18 Tahun 2021 mendapat kritikan dari Mahasiswa Kabupaten Bireuen.
Kritikan tersebut disampaikan oleh Ketua Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Kabupaten Bireuen Muhammad Efendi, Ia mengatakan HMI Bireuen mempertanyakan komitmen Pemkab Bireuen maupun aparat yang berwenang dalam penegakan aturan Protokol Kesehatan (Prokes). HMI Berharap penegakan Prokses di Kabupaten Bireuen supaya berlaku adil.
“Ini kita dapat informasi dari masyarakat, Perhelatan lomba even olahraga lain seperti turnamen bola kaki, Voli, Cross maupun olahraga lainnya tidak diizinkan. Sementara lomba Drum Band PRA PORA kok dibolehkan (mendapat izin). Pemberian izin diacara ini patut kita pertanyakan. Kenapa lomba pertandingan olahraga lain tidak diizinkan sementara lomba Drum Band ini diizinkan. Kalau bicara ini ikut prokes tentu semua yang membuat kegiatan pasti akan ikut prokes. Kita berharap penegakan aturan Prokes di Bireuen harus berlaku adil,”kata Muhammad Efendi didampingi rekan Mahasiswa, Rabu (25/8/2021) kepada Dialeksis.com.
Efendi menambahkan meski acara Pra Kualifikasi Pekan Olahraga Aceh (PRA PORA) Cabang Drum Band akan dilangsungkan tanpa penonton, tetapi potensi kerumunan massa besar kemukinan bisa terjadi.”Apalagi pemain drum band ini lebih dari sepuluh, Sepertinya potensi kerumunan tak dapat dihindari,’’sebut Efendi.
Ia berharap jangan sampai dengan kendatangan peserta Drum Band kontingen Kabupaten/ Kota dari berbagai daerah ke Bireuen malah akan memperpuruk situasi Bireuen. “Siapa yang menjamin bahwa kotingen dari Berbagai daerah ini benar-benar bebas Covid-19. Jangan sampai selesai kegiatan ini malah pasien Covid-19 di Bireuen makin bertambah dan status Bireuen sebagai zona Orange tergantikan dengan zona merah,”tegasnya lagi.
Untuk itu HMI berharap kepada panitia maupun Pemkab Bireuen agar sebelum melaksanakan even perlombaan ditengah situasi Pandemi Covid-19 dapat benar-benar persiapan secara matang. Jangan nanti citra Pemkab Bireuen buruk dimata Publik. Apalagi penerapan aturan Prokes dilapangan terkesan tidak adil,”demikian kata ketua HMI Bireuen.
Amatan Dialeksis.com dilokasi latihan peserta kotingen Banda Aceh dan Kota Langsa di Stadion Paya Kareung. Peserta latihan abai terhadap prokes. Diantaranya yang terlihat banyak peserta yang tidak pakai masker, begitu juga masyarakat banyak yang ingin melihat peserta yang latihan. (Fajri Bugak)