Beranda / Berita / Aceh / Lebam Dipukuli Polisi, Cagee: Saya Tak Bisa Bayangkan Jika Terjadi di Luar Gedung Dewan

Lebam Dipukuli Polisi, Cagee: Saya Tak Bisa Bayangkan Jika Terjadi di Luar Gedung Dewan

Sabtu, 17 Agustus 2019 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Azhari Cagee, Jumat (16/8/2019), memperlihatkan bahunya yang lebam setelah dipukul oknum polisi di Gedung DPR Aceh. [FOTO: Antara]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komisi I DPRA Azhari Cagee mengaku lebam pada beberapa bagian tubuh setelah diduga dipukuli sejumlah oknum polisi saat unjuk rasa mahasiswa di Gedung DPR Aceh. 

"Dari hasil visum dokter Rumah Sakit Bhayangkara, ada lebam di rusuk, bahu, dan kepala serta ada goresan di punggung," ungkap Azhari Cagee dalam konferensi pers di Gedung DPRA di Banda Aceh, Jumat (16/8/2019).

Cagee mengaku dikeroyok dan dipukuli oknum polisi yang mengamankan unjuk rasa mahasiswa dalam memperingati 15 tahun perdamaian Aceh, Kamis (15/8/2019).

Dia menegaskan, insiden tersebut merupakan bentuk pelecehan terhadap institusi negara karena DPRA merupakan lembaga resmi negara dan diakui konstitusi Republik Indonesia.

"Di DPR Aceh saja mereka berani memukul anggota dewan. Bayangkan kalau terjadi di luar gedung dewan dengan korban masyarakat, saya tidak bisa bayangkan," ujar Azhari Cagee, seperti dikutip Antara, Sabtu (17/8/2019).

Sebelum dipukuli, dia mengaku berada di ruang komisi I setelah memfasilitasi massa mahasiswa bertemu dengan Ketua DPR Aceh di ruang rapat pimpinan dewan. Tiba-tiba terdengar kerusuhan di halaman Gedung DPR Aceh.

"Saya melihat ada mahasiswa dipukuli polisi. Saya berteriak jangan dipukuli. Tapi, saya pun ikut dipukuli. Setelah insiden tersebut, beberapa mahasiswa dibawa polisi," ungkapnya.

Azhari Cagee sudah melaporkan dugaan pengeroyokan dan pemukulan terhadap dirinya ke Polda Aceh agar insiden tersebut diusut tuntas, sehingga jelas duduk persoalan serta memenuhi rasa keadilan.

Usut Tuntas

Sementara itu, DPR Aceh mendesak Polda Aceh mengusut tuntas dugaan pemukulan terhadap Azhari Cagee oleh oknum polisi saat unjuk rasa mahasiswa di lembaga legislatif tersebut.

"Pemukulan Ketua Komisi I DPR Aceh Azhari Cagee harus diusut tuntas. Saudara Azhari Cagee dipukul polisi saat menjalankan tugas sebagai wakil rakyat," kata Ketua DPRA Muhammad Sulaiman.

Muhammad Sulaiman mengatakan, dia menugaskan Azhari Cagee bersama anggota Komisi I lainnya, menerima mahasiswa yang berunjuk rasa di Gedung DPRA.

Dalam unjuk rasa tersebut, mahasiswa menuntut persoalan perdamaian Aceh yang sudah berjalan 14 tahun dituntaskan, seperti realisasi seluruh butir-butir perjanjian damai atau MoU Helsinki dan UU Nomor 11 Tahun 2006 tentang Pemerintahan Aceh.

Berdasarkan perintah tersebut, Azhari bersama anggota Komisi I DPRA Bukhari Selian menerima mahasiswa pengunjuk rasa. Namun, mahasiswa mendesak mengibarkan bendera bulan bintang di tiang bendera Kantor DPRA

Muhammad Sulaiman mengatakan, unjuk rasa mahasiswa tersebut berakhir ricuh. Sejumlah mahasiswa dipukuli aparat keamanan, termasuk Ketua Komisi I DPRA Azhari Cagee.

"Atas nama institusi, kami sudah meminta Azhari Cagee melaporkan ke polisi. Pemukulan saudara Azhari sebagai bentuk pelecehan DPR Aceh sebagai lembaga negara," kata dia.

DPRA tegasnya, mengecam dan mengutuk pemukulan terhadap Azhari Cage. DPRA juga menyesalkan pernyataan Kapolresta Banda Aceh Kombes Pol Trisno Riyanto yang menyatakan tidak ada pemukulan atau kekerasan fisik terhadap anggota DPRA tersebut.

"Oknum kepolisian seharusnya mengayomi bukan berbuat anarkis seperti memukul anggota DPR Aceh. Pemukulan dilakukan di dewan. Karena itu, kami mendesak Kapolda Aceh tindaklanjuti laporan Azhari Cagee," pungkas Muhammad Sulaiman.(me/Antara)

Keyword:


Editor :
Makmur Emnur

riset-JSI
Komentar Anda