Beranda / Berita / Aceh / Lawan Hoax Saat Pandemi, Katahati Institute Ingatkan Pengguna Medsos

Lawan Hoax Saat Pandemi, Katahati Institute Ingatkan Pengguna Medsos

Sabtu, 25 April 2020 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Direktur Katahati Institute, Raihal Fajri. [Foto: dok. Womensearthalliance]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Penggunaan media sosial (Medsos) seharusnya dimanfaatkan pada hal-hal yang baik dan informatif. Namun, tidak semua sepaham dengan itu, ada sebagian netizen menyebarkan informasi mengandung unsur negatif.

Pemerintah bersama lembaga masyarakat sipil terus berupaya untuk mengurangi penyebaran hoax dengan berbagai cara, seperti membuat regulasi dan aturan lainnya.

Menanggapi hal tersebut, Katahati Institute dan Aliansi Jurnalis Independen (AJI) Banda Aceh menggelar diskusi bertajuk Antisipasi Hoax Saat Pendemi, melalui aplikasi video conference pada Sabtu (25/4/2020).

Diskusi tersebut menghadirkan Narasumber Hotli Simanjuntak, ahli hoax dan satu-satunya bersertifikat hoax dan busting and digital higiene dari Google di Aceh dan dipandu oleh Ketua AJI Banda Aceh Misdarul Ihsan.

Sebagai narasumber, Hotli dalam paparannya menjelaskan, karakteristik media sosial memungkinkan setiap penggunanya tidak saja mengkonsumsi informasi, tetapi juga memproduksi dan mendistribusikan informasi tersebut sekaligus.

"Karakteristik baru ini memungkinkan siapa saja yang aktif di media sosial dapat masuk dan terlibat menjadi konsumen, sekaligus produsen informasi," jelasnya.

Bahkan Hotli menjelaskan, penyebaran ujaran kebencian dan hoax di media sosial memungkinkan lebih cepat menjalar dan menyebar secara luas karena karakteristik media sosial yang spesifik.

Selain itu, ia juga menjelaskan pengguna media sosial dalam membagikan informasi terkait dengan kondisi terkini perkembangan Covid-19, yakni harus selektif dan bijak.

"Banyak media abal-abal memposting informasi terkait dengan informasi perkembangan Covid-19 tanpa adanya referensi yang jelas, kondisi ini dapat meresahkan warga," jelasnya.

Hotli bahkan menawarkan solusi untuk mengantisipasi penyebaran informasi hoax, seperti melihat sumber media terpercaya, membaca berita sampai habis sebelum memposting.

"Informasi mengandung hoax berawal dari judul, tanpa membaca isi, sehingga pengguna media sosial langsung memposting, sehingga terjadi informasi yang negatif," jelasnya.

Pada kesempatan itu juga, Direktur Katahati Institute Raihal Fajri kepada Dialeksis.com mengatakan, informasi hoax yang beredar saat pandemi ini membuat gangguan psikologi terhadap warga dan sadar atau tidak, hal ini akan berpengaruh terhadap daya tahan tubuh.

"Kondisi ini harus kita sikapi dengan baik, jangan asal memposting berita tanpa memperhatikan keakuratan sumber berita dan kebenarannya," pungkas Raihal.

Acara yang berlangsung sejak pukul 10 hingga 12 siang itu dihadiri dari berbagai kalangan, baik mahasiswa, pemuda dan penggiat LSM. (sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda