kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Lagi! Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan IGD RSUDZA Banda Aceh

Lagi! Keluarga Pasien Keluhkan Pelayanan IGD RSUDZA Banda Aceh

Minggu, 17 Juli 2022 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

[Foto: Facebook/RSUDZA]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keluarga dari pasien Muchtar Mahmud, Gampong Lampulo, Banda Aceh mengeluhkan soal pelayanan di Instalasi Gawat Darurat (IGD) Rumah Sakit Umum Daerah dr Zainoel Abidin (RSUDZA).

Soalnya, saat keluarga membawa pasien ke IGD RSUDZA, Jumat (15/7/2022) siang, pasien tidak langsung ditangani. Malah di sore hari baru ditangani oleh dokter Program Pendidikan Dokter Spesialis (PPDS) Bedah dan PPDS Bedah Plastik.

Anak kandung pasien, Yusrizal bercerita, menjelang magrib dokter PPDS datang menghampiri kepada keluarga dan bertanya apakah pasien bersedia dirawat inap?

Lalu keluarga menyatakan bersedia. Namun lebih kurang pada pukul 21.00 WIB, salah seorang dokter PPDS menanyakan kepada pihak keluarga apa alasan pasien di bawa ke IGD?

“Kami merasa aneh dengan pertanyaan ini, padahal pasien masuk dengan kondisi lemah dan juga ada hasil LAB. Antara dokter PPDS Bedah dan Bedah plastik saling lempar tanggung jawab, mengatakan bahwa pasien tidak emergency dan bukan tanggung jawab mereka serta tidak memenuhi syarat untuk dirawat inap,” ujar Yusrizal dalam keterangan tertulis sebagaimana diterima Dialeksis.com, Minggu (17/7/2022).

Usai pembicaraan tersebut, pasien kemudian dipulangkan kembali ke rumah dengan menggunakan ambulans RSUDZA.

Pihak keluarga juga sangat menyesalkan tindakan dan pelayanan di IGD RSUZA Banda Aceh dalam hal penerimaan pasien dan penanganan di IGD.

Keluarga berharap agar Pemerintah Aceh dan DPRA menindak manajemen RSUDZA yang memperlakukan pasien dengan tidak manusiawi.

Sebagaimana dikutip dari portalsatu.com, Pelaksana tugas (Plt) Wakil Direktur Pelayanan RSUDZA, dr Novita SpJP mengatakan, peristiwa yang membuat keluarga pasien Muchtar Mahmud kecewa disebabkan karena miskomunikasi yang terjadi antara tenaga kesehatan.

“Tadi malam itu sebenarnya miskomunikasi antara peserta didik (PPDS bedah dan bedah plastik) dengan keluarga pasien, jadi keluarga kecewa,” ujar dr Novita sebagaimana dikutip dari portalsatu.com.

Pasca mengetahui kejadian tersebut, Direktur RSUDZA dr Isra Firmansyah SpA dan Plt Wadir Pelayanan Novita bersama stafnya, Sabtu menjelang siang langsung menjemput pasien Muchtar Mahmud di rumahnya di Lampulo, dan dibawa kembali ke rumah sakit.

“Tadi kami bersama Pak Dir jemput pasien ke rumahnya. Kita bicara baik-baik dengan keluarganya, kita bawa pasien ke rumah sakit. Sekarang pasien itu sudah di rumah sakit, sudah ditangani, mau dibawa ke ruangan intensif supaya dirawat intensif,” ungkap Novita.

Di sisi lain, Yusrizal selaku anak pasien juga berharap agar kejadian ini bisa menjadi pelajaran bagi manajemen RSUDZA, tenaga medis, dan juga pengetahuan untuk masyarakat.

“Jadi, pelayanan di IGD itu kalau saya lihat sepenuhnya diserahkan (oleh manajemen RSUDZA) kepada PPDS, yang hanya dokter magang, praktek spesialis di situ istilahnya.” Pungkas Yusrizal.[]


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda