KPI Pusat Adakan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa di Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat gelar kegiatan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa di Ruang Moot Court Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Senin (19/6/2023). [Foto: Nora/Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) memiliki tugas untuk menjamin masyarakat agar memperoleh informasi yang layak dan benar sesuai dengan hak asasi manusia.
Untuk itu, Komisi Penyiaran Indonesia (KPI) Pusat melaksanakan kegiatan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa di Ruang Moot Court Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (USK), Senin (19/6/2023).
Kegiatan tersebut mengangkat tema "Peran Serta Masyarakat Dalam Mewujudkan Siaran Pemilu Sehat".
Dalam sambutannya, Ketua KPI Provinsi Aceh Faisal Ilyas mengucapkan terima kasih banyak kepada KPI Pusat yang telah memiliki Aceh untuk mengadakan kegiatan Gerakan Literasi Sejuta Pemirsa.
Dengan kegiatan ini, kata Faisal, akan menambahkan sudut pandang baru bagi masyarakat, karena situasi hari ini dunia penyiaran sudah berubah.
Ketua KPI Provinsi Aceh Faisal Ilyas. [Foto: Dialeksis/Nora]"Kami KPI Aceh dan KPI daerah menitipkan pesan bahwa perlu penguatan keberadaan KPI dan KPID maka diperlukan segera revisi UU Penyiaran," kata Faisal dalam sambutannya.
Faisal menyampaikan, KPI Aceh tahun ini ada 12 titik literasi media, dan sudah berjalan 5 titik. Di samping itu, KPI Aceh juga sedang menggarap survei indeks penyiaran agar menjadi acuan untuk melakukan pengawasan siaran pasca UU Cipta Kerja.
Ia berharap kepada anggota Komisi I DPR RI dapat mempercepat revisi UU Penyiaran, sehingga KPI dan KPID punya wewenang mengawasi platform media baru.
Selanjutnya, dalam sambutan Dekan Fakultas Hukum Universitas Syiah Kuala (FH USK) Dr. M. Gaussyah, SH MH menyampaikan, mahasiswa sebagai agen perubahan maka diharapkan agar ikut mengedukasi publik secara lebih luas dan masif tentang pentingnya penyiaran yang sehat terutama tahun Pemilu 2024.
"Harapan kami kepada mahasiswa bisa menjadi corong pemerintah dan bisa meneruskan penyiaran yang baik dan tidak meneruskan berita hoax, apalagi berita yang tidak sangat patut untuk diteruskan," jelasnya.
Ia berharap kepada mahasiswa agar tidak ikut dimanfaatkan oleh pihak berkepentingan dalam kontestasi Pemilu mendatang.
"Kami harap mahasiswa sebagai agen perubahan agar tidak mudah terprovokasi atau bersikap tidak netral terutama menjelang pemilu dan dimanfaatkan oleh orang yang tidak jelas," pungkasnya. [nor]