kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / KOMPLIN Unimal Gelar Aksi Bersih Pantai Di Lhokseumawe

KOMPLIN Unimal Gelar Aksi Bersih Pantai Di Lhokseumawe

Senin, 07 Oktober 2019 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Aulia Fitri
Foto: Aulia Fitri/Disbudpar Aceh 2019

DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Indonesia masih menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia, diperparah lagi sebagian sampahnya berakhir di laut yang justru bisa merusak ekosistem.

Melihat pentingnya kepedulian sesama untuk menjaga lingkungan, Komunitas Mahasiswa Peduli Lingkungan (KOMPLIN) Universitas Malikussaleh menggelar sosialisasi dan aksi bersih-bersih di Pantai Ujong Blang Lhokseumawe, Sabtu (7/10/2019).

Ketua KOMPLIN Unimal Abdurrahman Anizhar yang turut hadir dalam kegiatan ini mengungkapkan, kesadaran masyarakat terhadap kebersihan lingkungan masih kecil dan ini terlihat salah satunya di lokasi wisata di Pantai Ujong Blang. 

"Sosialisasi yang kita lakukan bersama teman-teman di komunitas ini sebenarnya untuk menumbuhkan kesadaran masyarakat baik pengunjung objek wisata atau pedagang agar bisa turut andil menjaga lingkungan sekitar bersih dan nyaman," sebutnya.

Indonesia masih menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia, diperparah lagi sebagian sampahnya berakhir di laut yang justru bisa merusak ekosistem.Aksi bersih-bersih sendiri, kata Anizhar, dimulai jelang siang sekira pukul 12.30 WIB hingga pukul 15.00 WIB, dengan bermodalkan 3 kantung sampah.

"Kebetulan area yang kita sisir itu dari Ujung Batee hingga 1 kilometer yang masih berada di lokasi wisata Ujong Blang. Karena terbatas kantung sampah, anggota kita juga menggali lubang berdiameter 2 di area bibir pantai yang bertujuan untuk mengubur sampah-sampah tersebut," kata mahasiswa Arsitektur ini.

Dari aksi bersih pantai tersebut, tambah Anizhar yang paling banyak ditemukan sampah berupa pampers bayi, tempurung kelapa, sedotan, dan plastik.

Hal ini mengindikasikan bahwa masyarakat sekitar, wisatawan dan pedagang adalah yang paling berkontribusi terhadap keberadaan sampah.

"Saat kami sosialisasi ke pedagang, mereka ada yang membantah dan malah menyebutkan mobil dinas kebersihan yang mengangkut sampah di lokasi pantai terbatas sehingga sampahnya dibiarkan begitu saja," sebut salah satu pedagang seperti yang diungkapkan Anizhar.

Indonesia masih menjadi salah satu negara penghasil sampah terbesar di dunia, diperparah lagi sebagian sampahnya berakhir di laut yang justru bisa merusak ekosistem.KOMPLIN sendiri merupakan komunitas yang dibentuk oleh mahasiswa Arsitektur Unimal yang memiliki cinta dan kepedulian tinggi terhadap keadaan lingkungan.

Selain memiliki tujuan untuk menyelamatkan lingkungan, KOMPLIN juga bercita-cita untuk menciptakan bumi bersih dan sehat. Salah satu caranya adalah mengajak atau meningkatkan kesadaran dan kepedulian masyarakat untuk menjaga lingkungan dengan cara membiasakan diri dengan hal-hal yang kecil, seperti mengutip sampah yang berserakan dan membuang pada tempatnya, juga mengurangi penggunaan bahan plastik yang tidak dapat terurai dengan cepat.

"Semoga dengan adanya kegiatan seperti ini bisa terus rutin dilaksana, sehingga dapat menciptakan kawasan pantai yang lebih indah dan bersih, dan masyarakat pun bisa saling menjaganya," harap Anizhar yang diaminkan oleh teman-teman komunitas lainnya. (af)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda