kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Khawatir Ledakan Kasus, IDI Aceh Sarankan Rapid Test di Warkop

Khawatir Ledakan Kasus, IDI Aceh Sarankan Rapid Test di Warkop

Minggu, 19 April 2020 10:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman. [Foto: Indra Wijaya/Dialeksis.com]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Usai salah seorang pasien dari Gayo Lues dinyatakan positif Covid-19 tanpa gejala, Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Aceh mulai khawatir bakal terjadi ledakan kasus.

"Kasus seperti dari Gayo Lues itu masuk kategori orang tanpa gejala (OTG). Orang seperti ketegori inilah yang kita takutkan. Terinfeksi namun tidak bergejala, dia bebas jalan ke mana-mana menyebarkan penyakit tanpa sepengetahuan kita," jelas Ketua IDI Wilayah Aceh, Safrizal Rahman kepada Dialeksis.com, Sabtu (18/4/2020).

"Kalau kita melakukan rapid test, maka akan dapat orang-orang dengan katagori OTG seperti itu," tambahnya.

Ketua IDI Aceh itu juga menjelaskan, kejadian semua pasien positif di RSUZA yang sudah sembuh, itu adalah 20 persennya. Namun 80 persennya adalah OTG.

"Itulah kenapa kita mulai usulkan agar segera dilakukan rapid test di warung-warung kopi, walau tidak semua, pakai sistem acak saja sebagai sampling," jelas dr Safrizal.

"Misal ada 100 orang di warung kopi, kita ambil 3-4 orang untuk dites. Selain memetakan kasus, rapid test di warkop ini juga bisa menterapi masyarakat agar lebih waspada, karena mulai ada yang diperiksa-periksa seperti itu. Dan kabarnya, setelah dapat info positif Corona, malamnya sepi di Gayo Lues," tambahnya.

Selanjutnya, Ketua IDI Aceh itu berpesan agar di daerah perbatasan diperketat pemeriksaan hingga dilakukan rapid test untuk mencegah penularan Covid-19 dari luar.

"Medan itu episentrum. Daerah seperti perbatasan Aceh seperti Aceh Tamiang dan lainnya, itu sangat rentan. Sehari kalau kita hitung-hitung, paling tidak ada 500 orang yang keluar masuk Medan - Banda Aceh," ungkap dr Safrizal.

"Kalau suatu saat nanti Medan lockdown atau PSBB, yang kita khawatirkan adalah orang Aceh di Medan itu ramai. Mereka kemungkinan akan pulang kampung semua kemari," tambahnya.

Safrizal melanjutkan, terlebih suasana mudik dan pulang kampung sudah semakin dekat. Hal ini tidak bisa dihindari karena orang Aceh yang di luar bakal pulang.

"Saya khawatir kalau tidak kuat-kuat, malah bulan puasa meledaknya (kasus Covid-19) di Aceh," ungkap Ketua IDI Aceh itu.

Dengan demikian, lanjutnya, hal ini harus diantisipasi dengan memperketat pemeriksaan kesehatan di perbatasan.

"Kita tidak boleh larang orang untuk pulang kampung. Hal itu tidak dibenarkan. Tapi harus ada antisipasi seperti pemeriksaan dan rapid test di perbatasan yang lebih ketat lagi," jelas dr Safrizal.

"Kalau yang demikian sudah dilakukan, paling tidak kita sudah punya kontrol terhadap kasus Covid-19 di Aceh dan berharap memang tidak ada lagi kasus yang sama ke depannya," pungkas dr Safrizal Rahman. (sm)

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda