Ketua IDI Aceh: Perbanyak Test, Upaya Untuk Melihat Covid di Lapangan
Font: Ukuran: - +
Reporter : fatur
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, dr Safrizal Rahman. [Foto: Dialeksis]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Selama pandemi masyarakat sangat terbatas dalam melaksanakan aktifitasnya, ini disebabkan karena penyebaran angka Covid-19 yang masih tinggi. Namun, kejadian dilapangan berbeda dengan himbauan yang selalu gencar disampaikan pemerintah selama ini.
Bahkan bisa saja masih ada masyarakat yang mungkin sudah positif Covid-19, tapi masih saja berkeliaran di luar.
Ketua Ikatan Dokter Indonesia (IDI) Provinsi Aceh, dr Safrizal Rahman mengatakan, sangat di sayangkan kalo ada sikap masyarakat yang masih berkeliaran dalam padahal dalam posisi positif Covid-19.
“Karena tanpa kita sadari bahwa kita bisa saja menularkan pada orang lain yang terkadang fatal hingga menyebabkan kematian,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Senin (20/9/2021).
Ia menambahkan, bahkan dalam agama kita juga di sebutkan bahwa membunuh 1 (satu) nyawa sama seperti membunuh seluruh manusia.
“Saya pikir kita semua harus melakukan kontrol bila ada demikian,” tegasnya.
Adapun himbauan yang disampaikan olehnya jika sudah mendapati gejala ataupun sudah tertular virus Covid-19:
- Mendatangi layanan Covid-19 seperti, Instalasi Gawat Darurat (IGD) Pinere atau Rumah Sakit yang menangani Covid-19, dan menyampaikan keluhan untuk diperiksa termasuk Swab Antigen ataupun Polymerase Chain Reaction (PCR).
- Menghindari kontak dengan orang lain selama masih belum ada hasil pemeriksaan atau belum mendapat diagnosa dari dokter.
Lebih lanjut ia menjelaskan, "Kita di Aceh sangat dilematis, kondisi kasus yg masih banyak, penanganan juga di anggap tidak baik, apalagi cakupan vaksinasi rendah, bahkan kepala negara pun memperlihatkan konsen nya perihal ini ketika berkunjung ke Aceh."
Oleh karena itu, dr Safrizal menyampaikan, perbanyak test adalah upaya yang baik secara epidemiologi untuk melihat gambaran sebenarnya Covid-19 di lapangan.
"secara logika, kalo ada 10 orang bergejala di periksa maka kemungkinan 7-8 akan positif, maka Positively Rate kita akan tinggi, tapi kalo kemudian dilakukan kontak tracing dari 1 yang bergejala dicari 10 orang, maka kemungkinan yang Positive pasti akan kurang dalam presentasi," jelasnya.
Kemudian dirinya mengatakan, memang di butuhkan dana, dan tenaga untuk melakukan ini semua, tapi dalam masa pandemi ini, penanganan Covid-19 adalah tolak ukur keberhasilan. [ftr]