Kebobrokan Moral di Banda Aceh, Penguatan Pertahanan Diri dan Keluarga Mesti Dilakukan
Font: Ukuran: - +
Reporter : Akhyar
Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Banda Aceh, Ustadz H Fauzan Zakaria. [Dok. ist]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kota Banda Aceh laksana dilanda petir di siang bolong. Soalnya, terdapat kejadian beruntun yang membuat nama baik Kota Banda Aceh sedikit tercoreng.
Apalagi jika bukan kasus penangkapan 11 wanita yang diduga pesta miras di Ulee Lheue, dan juga terbongkarnya sindikat prostitusi online di Kota Banda Aceh dan Aceh Besar.
Merespons hal tersebut, Ketua Dewan Masjid Indonesia (DMI) Kota Banda Aceh, Ustadz H Fauzan Zakaria mengatakan, kejadian kemarin tanpa sadar telah menunjukkan bahwa ada kebobrokan moral yang sangat luar biasa terjadi di negeri syariat.
Apalagi, kata dia, yang tersandung pada kejadian kemarin bukanlah laki-laki, melainkan perempuan yang hari ini sudah begitu hancur moralnya.
“Ketika moral perempuan hancur, maka ini sangat berbahaya dampaknya. Tetapi kita tidak mengeluh dengan apa yang terjadi, karena memang dunia sekarang sangat cepat, dek, sangat luar biasa pengaruh dari media informasi, terutama media komunikasi (media sosial) yang membuat kehidupan manusia saat ini sehingga mudah dipengaruhi,” ujar Ustadz Fauzan kepada reporter Dialeksis.com, Banda Aceh, Kamis (20/10/2022).
Menurutnya, pengaruh teknologi laksana gelombang pasang tsunami. Hanya saja, kata Ustadz Fauzan, masyarakat tak menyadarinya, sedikit demi sedikit mulai terseret ke dalam pusaran ombak.
Makanya untuk mengantisipasi mundurnya nilai moral, Ustadz Fauzan menyarankan agar masyarakat kembali memperkuat sendi-sendi pertahanan dengan pertahanan keimanan keluarga masing-masing.
Dalam satu sisi, menurut Ustadz Fauzan, kejadian kemarin tak bisa oleh kita menyalahkan pemerintah secara serta-merta, karena kita bergerak bersama-sama dan pemerintah tak bisa bergerak sendiri.
Apalagi, jelas Ustadz Fauzan, beberapa kali Walikota Banda Aceh juga sempat bertemu dengan pemuka agama, menyampaikan pandangannya yang sangat konsern memikirkan upaya penegakan syariat Islam di Banda Aceh.
Menurut Ketua DMI Kota Banda Aceh itu, tekad penegakan syariat Islam di Banda Aceh harus dikolaborasikan dengan berbagai macam elemen masyarakat kota, terutama secara individu dan kelompok masyarakat.
“Kita harus kembali ke tuntutan Alquran, kita saat ini sudah meninggalkan Alquran, makanya kita seperti ini,” ungkapnya.
Solusi dalam agama, jelas Ustadz Fauzan, sebagaimana bunyi Surat At-Tahrim ayat 6, “Wahai orang-orang yang beriman! Peliharalah dirimu dan keluargamu dari api neraka,” demikian arti dari bunyi surat tersebut
Menurut Ustadz Fauzan, konsep pertama ialah penguatan diri sendiri, kemudian mejaga keluarganya.
Di samping itu, Ustadz Fauzan juga menyarankan agar Pemerintah Kota (Pemko) Banda Aceh kembali menggerakkan semangat kearifan lokal. Karena nilai-nilai budaya sangat sesuai dengan nilai agama.(Akh)
- Syahrul Sebut 4 Instrumen Wajib Dipenuhi Negara untuk Beri Keadilan pada Korban HAM
- Polresta Banda Aceh Ungkap Praktik Prostitusi Online, 4 Mucikari dan 5 PSK Diamankan
- Terkait Dua Calon Dirut BAS Tak Lulus Kualifikasi, PAKAR Aceh: Objektivitas Pansel jadi Hal Penting
- Mengapa Lahan TPU di Banda Aceh Bergeser ke Aceh Besar, Ternyata Ini Penyebabnya