kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kasus COVID-19 di Aceh Meningkat, Ketua FPMPA: Virus Corona Bukan Hoax

Kasus COVID-19 di Aceh Meningkat, Ketua FPMPA: Virus Corona Bukan Hoax

Jum`at, 14 Agustus 2020 21:30 WIB

Font: Ukuran: - +


Ketua Umum Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA), Rachmad Muchliyan. (Foto: ist/dialeksis.com)


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Perkembangan kasus Covid-19 di Aceh semakin hari semakin memprihatinkan. Hingga Jumat (14/08/20) tercatat sebanyak 839 pasien terkonfirmasi positif, 241 dinyatakan sembuh, 26 diantaranya meninggal dunia.

Sebelumnya, Provinsi Aceh menjadi pusat perhatian di tingkat nasional karena dianggap berhasil mengendalikan laju penyebaran virus corona. Namun sejak beberapa pekan yang lalu, kasus positif di Aceh terus mengalami peningkatan secara eksponensial.

Menurut Ketua Umum Forum Paguyuban Mahasiswa dan Pemuda Aceh (FPMPA), Rachmad Muchliyan, ada banyak faktor yang membuat situasi di Aceh berbalik 180 derajat, diantaranya adalah sikap abai masyarakat.

Pemuda yang akrab dengan sapaan Iyen ini menyimpulkan bahwa bagaimanapun upaya pemerintah dalam menghadapi pandemi ini berpotensi menghadapi kegagalan jika masyarakat tidak memiliki kesadaran dalam menjalankan protokol kesehatan.

FPMPA juga berharap kepada para pemuda dan mahasiswa seluruh Aceh untuk dapat berperan aktif dalam memerangi pandemi Covid-19, salah satu caranya adalah dengan mematuhi protokol kesehatan dan turut berpartisipasi mensosialisasikan informasi tentang virus corona kepada masyarakat.

Meskipun demikian, ia juga tidak menampik bahwa salah satu faktor abainya masyarakat adalah tidak konsistennya berbagai kebijakan yang sudah ditetapkan oleh pemerintah. Iyen beranggapan bahwa dimasa sulit seperti sekarang, hampir tidak ada pemerintah yang siap dalam menghadapi serangan pandemi Covid-19.

“Kami berharap masyarakat dapat meningkatkan kepedulian demi keselamatan kita bersama. Covid-19 sudah menjangkit berbagai kalangan, wabah ini tidak mengenal batasan usia, pandangan politik, kepercayaan, ras dan sebagainya. Sehingga untuk mengantisipasi penyebarannya dibutuhkan kesadaran secara kolektif sedini mungkin.” pungkasnya.[]













Keyword:


Editor :
Indra Wijaya

riset-JSI
Komentar Anda