Kadinsos Aceh Jadi Khatib Shalat Jumat, Ajak Jama'ah Peduli Kondisi Pandemi
Font: Ukuran: - +
Foto: Humas Dinsos Aceh
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Bertempat di Mesjid Quba, Gampong Suka Ramai, Kecamatan Baiturrahman, Banda Aceh, Jum'at 27/08/21 Kepala Dinas Sosial Aceh, Dr. Yusrizal, M.Si menyampaikan khutbah jum'at kepada para jama'ah yang merupakan warga sekitar
Mengawali khutbah sebagai Khatib, Yusrizal berpesan kepada seluruh jamaah, terutama kepada diri khatib pribadi untuk senantiasa bersyukur dan meningkatkan ketakwaan serta keimanan kepada Allah SWT.
Dalam kesempatan khutbah kali ini, Yusrizal menyampaikan tentang tanggung jawab orang tua, khusus nya Ayah dalam keluarga menurut perspektif islam, yang merupakan refleksi dari surat Al-Baqarah ayat 132 tentang dialog Nabiyullah Ibrahim kepada Anaknya dan keluarganya Nabi Ya'qub untuk semata-mata menyembah Allah dan jangan sekali-sekali meninggalkan ajaran islam
Khatib juga menjelaskan bagaimana besar nya tanggung jawab dan pentingnya peran seorang ayah dalam menjaga keluarganya terutama anak-anaknya, hal senada juga terdapat dalam ungkapan bahasa arab Al-Ummu Madrasatul Ula, Al-Abu Mudiruha yang berarti ibu itu adalah madrasah yang pertama sedangkan Ayah adalah Kepala Sekolahnya,
Maka dalam hal ini sambung khatib, mestilah kita sebagai seorang Ayah harus punya visi yang mantap dan yang terbaik bagi masa depan keluarga dan anak-anak kita
Masih dalam konteks keluarga, Dr. Yusrizal yang juga merupakan Ketua Satgas Perubahan Perilaku Covid19 Pemerintah Aceh menyampaikan kepada para jama'ah agar senantiasa peduli terhadap kondisi pandemi yang tengah melanda negeri ini dengan memulai dari diri dan keluarga masing-masing
"Saat ini kita menghadapi berbagai persoalan, permasalahan baik yang sifatnya komunal masyarakat, maupun rumah tangga pribadi-pribadi kita, pandemi ini masih meliputi kita, menjadi berita yang kita dengarkan setiap hari - harinya, anak-anak sekolah juga kesulitan untuk hadir secara langsung, terpaksa harus dilaksanakan secara daring"
ia juga menyampaikan sebagai muslim kita mesti melihat dan melakukan berbagai hal perbuatan itu dalam perspektif islam, termasuk menghadapi pandemi Covid19
"Islam itu sudah memberikan panduan-panduan berkenaan bagaimana seseorang, masyarakat atau juga konteksnya pemerintahan dalam menghadapi pandemi sejak zaman dulu
Nah diantaranya adalah beberapa rumusan yaitu seperti sabda Nabi Muhammad SAW
"yaitu jauhilah penyakit kusta sebagaimana engkau lari dari kejaran singa" (HR. Ahmad), artinya ini tidak ada hubungan dengan takut atau tidak takut Covid, apalagi hubungan dengan kematian, itu sudah takdir dari Allah, yang diperintahkan bagi kita ummat muslim ialah untuk menghindarinya sebaik mungkin
Dr. Yusrizal yang telah dua kali menjadi Khatib di Mesjid Quba ini juga menambahkan, bagaimana pola perilaku umat muslim terdahalu dalam menghadapi wabah pandemi
"Misalnya juga tuntunan yang disampaikan Baginda Nabi Muhammad SAW
"Jika kalian mendengar wabah di suatu wilayah, janganlah kalian memasukinya. Jika terjadi wabah di tempat kalian berada, janganlah keluar darinya" (HR Al-Bukhari) hal ini berarti ada semacam penyekatan atau Protokol Kesehatan dalam islam sendiri untuk tidak saling pindah dari satu lokasi ke lokasi yang lain demi mencegah penyebaran wabah atau pandemi" ujar sang Khatib
Lanjut Yusrizal, dalam era modern ini perubahan perilaku penanganan wabah sedikit berbeda dikarenakan adanya modifikasi protokol kesehatan
"Secara modern, sekarang upaya penghindarannya sedikit berubah, salah satunya karena diakibatkan droplet dari virus Covid19 yang mudah menyebar sehingga butuh pemakaian masker, menjaga jarak, Cuci tangan, dan mengurangi hadir dalam kerumunan massa
pada dasarnya Ini merupakan rumusan-rumusan yang subtansinya itu berasal dari apa yang diperintahkan oleh Nabi Muhammad SAW dalam menghindari wabah dan mencegah dari penularan
sehingga bagi seorang muslim tambahnya, idealnya dalam bentuk kepedulian terhadap situasi saat ini, mestinya kita melaksanakan apa yang yang dianjurkan dalam islam sehingga sesuai dg apa yang disabdakan Nabi Muhammad SAW,
"La Dharara wala dhirara" HR. Ibnu Majah yg bermakna janganlah melakukan kemudharatan, baik bagi diri sendiri maupun bagi orang lain, hal ini demi menjaga kebaikan kita bersama di tengah pandemi Covid19 ini, InsyaAllah, tutup sang khatib.
Sebelumnya untuk diketahui, Pemerintah Aceh melalui Gubernur Aceh telah membentuk Satuan Tugas Penanganan Corona Virus Disease 2019 Aceh melalui SK Gubernur No. 440/1495/2020 pada tanggal 14 oktober 2020.
Dalam Struktur Satgas ini Dinas Sosial Aceh dipercaya menangani Bidang Perubahan Perilaku, yang diketuai langsung oleh Kadinsos Aceh, dengan wakil dari Karo SDM Polda, Sekretaris Kadis Budpar serta anggota yang terdiri dari Kadis BPSDM, Syariat Islam, Dayah, Disdik, Distanbun, Dinas LHK, Dinas Pertanahan, Karo Tapem, Karo Isra, Kepala BPBA serta Wadir Binmas Polda.
Ikut juga bergabung dari beberapa lembaga, yakni Ketua MPU, MAA, Panglima Laot, dan Ketua PHRI Aceh.
Secara khusus Bidang Perubahan Perilaku ini mempunyai tugas melakukan pendampingan, sosialisasi dan koordinasi dengan para pihak strategis yaitu institusi, organisasi dan tokoh publik berpengaruh
Yang inti tujuannya adalah bagaimana agar institusi/organisasi dan masyarakat dapat menjalankan protokol kesehatan covid secara efektif [].