kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kadin Aceh Dorong Pembangunan Bendungan Sebagai Upaya Mitigasi Banjir

Kadin Aceh Dorong Pembangunan Bendungan Sebagai Upaya Mitigasi Banjir

Senin, 12 Desember 2022 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Ketua Kadin Aceh, Muhammad Iqbal. [Foto: Dialeksis/Naufal Habibi]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Kamar Dagang dan Industri (Kadin) Aceh mengadakan Seminar Nasional Mitigasi Banjir Melalui Inovasi Investasi, di Hermes Palace Hotel, Banda Aceh, Senin (12/12/2022).  

Seminar Nasional dengan tema "mencari solusi strategis dengan melibatkan dunia usaha ikut menyelesaikan dan mengatasi bencana banjir" mengajak kepada para pelaku usaha untuk sama-sama melibatkan diri dalam menyelesaikan persoalan banjir yang ada di Aceh.

Ketua Kadin Aceh, Muhammad Iqbal mengatakan, selama ini bencana banjir masih dirasakan oleh masyarakat. Ia menyebutkan berdasarkan data dari BPBA, di tahun 2021 bencana banjir di Aceh terjadi sebanyak 118 kali.

"Dengan adanya seminar ini, Kadin Aceh mengajak semua pihak agar membangun kolaborasi dalam mitigasi bencana banjir di Aceh dan dalam hal memperkuat investasi," kata Iqbal.

Iqbal menambahkan saat ini, Aceh merupakan salah satu provinsi di Indonesia yang memiliki Sumber Daya Alam (SDA) melimpah, dan hutan yang masih baik karena terdapat kawasan ekosistem Leuser sebagai paru-paru dunia namun belum optimal dimanfaatkan, salah satunya dari segi sember daya air.

Karena itu, Kadin Aceh ingin mendorong pemerintah pusat dan daerah untuk membangun bendungan sebagai pengendali banjir dengan melibatkan dunia usaha.

"Semoga rencana ini bisa berjalan dengan lancar dan kita minta dukungan pemerintah dalam menindaklanjuti ini," kata Iqbal.

Selain itu, kata Iqbal, sumber daya enegi di Aceh juga hendaknya mampu dioptimalkan, melalui inovasi investasi dunia usaha. Pembangunan bendungan-bendungan diharapkan dapat terwujud, serta wisata alam bisa meningkatkan pembangunan ekonomi lokal.

Sementara itu, Direktur Eksekutif Wahana Lingkungan Hidup Indonesia (WALHI), Ahmad Salihin, menyampaikan penyebab terjadinya banjir di Aceh selama ini karena penataan ruang yang salah, atau bisa dikatakan pemanfaatan lahan tidak sesuai dengan fungsinya.

Selain itu, ia menilai selama ini penanganannya juga tidak parsial karena air banjir di Aceh tidak melihat administratif. “Kalau ditangani parsial, maka itu tidak pernah selesai,” kata Ahmad.

Untuk mengatasi banjir di Aceh, kata Ahmad, harus mengedepankan pembangunan yang berkelanjutan dan berkeadilan salah satunya dari segi ekologis.

“Jangan sampai investasi akan mengganggu alam di Aceh,” pungkasnya. [NH].

Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda