kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Kabur Melalui Sawah Warga, 16 Pengungsi Rohingya Lari dari Camp Imigrasi Lhokseumawe

Kabur Melalui Sawah Warga, 16 Pengungsi Rohingya Lari dari Camp Imigrasi Lhokseumawe

Rabu, 06 Desember 2023 17:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Dinding triplek diduga dibobol etnis Rohingya agar bisa kabur dari camp eks kantor Imigrasi Lhokseumawe. (Dok. Polres Lhokseumawe)


DIALEKSIS.COM | Lhokseumawe - Sebanyak 16 pengungsi etnis Rohingya dikabarkan kabur dari camp penampungan sementara di eks kantor Imigrasi Lhokseumawe Total pengungsi saat ini 492 jiwa dari jumlah sebelumnya sebanyak 514 jiwa.

Untuk diketahui, sebelumnya mereka ditampung di kantor bekas Imigrasi setelah dilakukan penolakan oleh warga lokal Kabupaten Bireuen, total 256 jiwa.

Berikutnya disusul pengungsi dari Aceh Timur sebanyak 36 jiwa. Sedangkan dari Kota Sabang 222 orang. 

Hingga saat ini petugas keamanan sedang melakukan penyelidikan untuk mencari keberadaan 16 pengungsi kabur. Sementara 7 pengungsi yang kabur pada bulan lalu hingga saat ini tidak diketahui keberadaan mereka.

Kapolres Lhokseumawe AKBP Henki Ismanto dikonfirmasi Dialeksis.com Rabu (6/12/2023) membenarkan kaburnya 16 pengungsi dari camp. diduga mereka tinggalkan camp dengan cara membobol dinding (triplek) pembatas kamar lalu keluar diam-diam saat subuh. 

Lalu mereka loncat dari pagar belakang bangunan itu kabur melalui jalur sawah warga. Petugas baru mengetahui mereka hilang saat membagikan sarapan pagi. Mereka yang kabur 11 laki-laki dan lima perempuan.

"Hari ini pagi tadi, benar ada 16 yang kabur dari camp. Sisa pengungsi saat ini 492," kata AKBP Henki Rabu sore. 

Hingga saat ini penyidik masih melakukan penyelidikan terkait kaburnya mereka, apakah berkaitan dengan sindikat TPPO. "Kasus ini masih kami lidik," ujarnya. 

Protection Associate UNHCR, Faisal Rahman dikonfirmasi, membenarkan ada 16 pengungsi meninggalkan camp. Sebelumnya petugas UNHCR terus mengingatkan pengungsi agar tidak meninggalkan camp karena beresiko apabila pergi dengan cara ilegal.

"Ini lah yang terus kita ingatkan ke mereka, tetapi ketika kemudian mereka mengambil keputusan sendiri untuk pergi tanpa mau menunggu proses resmi dari pemerintah, kami tidak banyak juga yang bisa kita lakukan. Mereka pada dasarnya adalah orang yang bebas, maka yang bisa kami selalu sampaikan adalah resiko-resiko bila mereka pergi dengan jalan ilegal tanpa proses pemindahan resmi dari pemerintah/kita," terang Faisal. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda