Beranda / Berita / Aceh / Industri Yang Ada di Aceh Harus Dibangun Lebih Maju Lagi

Industri Yang Ada di Aceh Harus Dibangun Lebih Maju Lagi

Sabtu, 30 Oktober 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Penggiat Ekonomi Syariah, Reza Hendra Putra SH. [Foto: Ist]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Saat ini Aceh yang masih minim akan Industri besar yang dapat mengurangi angka pengangguran di Aceh menjadi perhatian banyak masyarakat di Aceh. Dunia yang kini tengah dilanda bencana Covid-19 termasuk Indonesia dan khususnya Aceh yang sangat merasakan dampak wabah ini menjadikan sebagian masyarakat terus memutar kepala untuk memenuhi kebutuhan hidupnya.

Penggiat Ekonomi Syariah, Reza Hendra Putra SH mengatakan, terkait Industri di Aceh memang saat ini ada, tapi masih minim.

“Saya juga tidak bisa mengatakan hal-hal seperti ini benar atau tidaknya karena inikan berbicara data ya, berapa banyak persentase Industri yang ada di Aceh dan sejauh mana tingkat pertumbuhannya,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (30/10/2021).

Tapi, Kata Reza, sejauh yang kita amati dan kacamata masyarakat itu ada beberapa Investasi-investasi yang masuk ke Aceh. Namun, terkesan ada beberapa persoalan yang kita tidak tahu masalahnya apa dan seperti apa.

“Contohnya, seperti KIA Ladong, itukan kemarin sudah masuk dan tertunda, padahal itu bisa menjadi sebuah Investasi dan Industri yang baik di Aceh, Kemudian, ada beberapa sumber-sumber daya alam yang bisa dimanfaatkan oleh Pemerintah Aceh,” ujar Reza.

Selanjutnya, Kata Reza, kalau kita bicara SDM Aceh juga tidak kalah dengan pengembangan Industri. “Industri ini juga tidak harus berawal dari skala besar, tapikan juga dimulai dari Start-up - Start-up kecil,” tambahnya.

Menurutnya, hal-hal seperti yang harusnya didorong oleh Pemerintah Aceh di tengah melimpahnya anggaran-anggaran. Yang diharap, Kata Reza, seperti program-program peningkatan Industri ini menjadi hal yang sangat Urgensi.

“Karena dengan hadirnya Industri juga dapat mengurangi tingkat pengangguran di Aceh, dan ini sebenarnya banyak sekali orang yang ingin Investasi di Aceh sukses Investasinya. Cuma ya, kita tidak tahu apa yang menjadi pokok masalahnya, apa bisa jadi Administrasinya yang ribet, atau mungkin bisa saja ada mafia dibelakang ini semua,” sebutnya.

Terkait dengan Otsus (DOKA), Kata Reza, sejauh ini anggaran DOKA itu sudah digunakan kemana saja, dan bila tidak tepat sasaran maka harus di evaluasi agar kedepannya penggunaan DOKA bisa lebih baik lagi.

“Bicara industri juga kita bicara industri apa saja yang ada dikawasan tersebut, padahal KIA Ladong, KEK Arun dan Sabang itukan sudah membuka banyak sekali lapangan pekerjaan, tapikan kita tidak seperti apa sistem Corporate Social Responsibility (CSR) mereka,” ujarnya lagi.

Lebih lanjut, Reza mengatakan, seperti pengelolaan uang-uang yang kemudian masuk APDA, APBD kita tidak tahu seperti apa pemanfaatannya itu.

“Sebenarnya itu tersingkronisasi dengan program-program pemerintah, kemudian, hasil-hasil daripada perusahaan-perusahaan ini, seperti contoh KIA Ladong yang jadi problem besar seperti nampak tidak ada keseriusan dari pemerintah Aceh,” sebutnya.

Oleh karena itu, Reza menyampaikan, seperti Industri Modern yang saat ini zamannya Industri Modern, jadi kalau ekonomi modern kita juga bicara Industri, pengusaha, Kapital dan bicara beberapa Start Up-Start Up, Inovasi dan kreatifitas.

“Ini yang diharapkan oleh ekonomi modern, jadi negara modern tumpunya itu pada pengusaha-pengusaha, dan entertrainer- entertrainer, dan kita bisa belajar dari beberapa negara maju, seperti Amerika, Inggris,” tambahnya.

Jadi, Kata Reza, kalau ingin maju, maka yang harus ditingkatkan dan dikembangkan itu sektor UMKM dan Industri-Industri besar dengan begitu kita bisa menata Aceh dengan lebih baik lagi kedepannya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda