kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Ikan Mati di Sungai Nagan Raya, Siddiq: Tunggu Hasil Dari Baristand

Ikan Mati di Sungai Nagan Raya, Siddiq: Tunggu Hasil Dari Baristand

Jum`at, 08 Oktober 2021 11:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur

Penggiat Satwa dan Alam, Siddiq Al Idrus. [Foto: Dialeksis]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Lingkungan Hidup dan Kebersihan (DLHK) Kabupaten Nagan Raya Aceh kini masih terus melakukan penelusuran terkait kasus dugaan pencemaran lingkungan di kawasan perkebunan PT Socfindo Seumayam di Desa Alue Geutah, Kecamatan Darul Makmur, Nagan Raya sehingga menyebabkan ikan air tawar mati di sungai.

Adanya sebuah indikasi itu karena keracunan limbah. Dialeksis.com Jumat (7/10/2021) menghubungi Penggiat Satwa dan Alam, Siddiq Al Idrus untuk membahas hal tersebut.

“Pertanyaannya adalah kalau memang mati keracunan limbah, kenapa bisa sampai mati ikannya, sedangkan sungai itu memiliki arus yang mengalir,” ucapnya kepada Dialeksis.com, Jumat (7/10/2021).

Siddiq menjelaskan, jika kalau memang diberitakan di media karena limbah, darimana asal limbahnya, apakah dari PT Socfindo Seumayam.

“Jika memang iya, berarti ini menjadi sebuah case yang harus diselesaikan dengan tegas oleh pihak Pemda Nagan Raya. Karena bisa jadi ikan itu mati karena limbah dari pengolahan pabrik itu,” tambah Siddiq.

Siddiq mengatakan, ikan itu bisa mati karena limbah yang mengandung kadar asam (TH) yang tinggi. “Kadar asam itu bisa saja berasal dari pabrik pengolahannya, cuma kita tidak bisa mengatakan itu benar juga, karena itu masih indikasi juga,” ucap Siddiq.

Kadar Asam (TH) itu, Kata Siddiq, bisa membunuh ikan, udang, ataupun merusak tanah dan juga malah bisa merusak lingkungan sekitar juga.

Diketahui saat ini pihak DLHK Nagan Raya sudah mengambil air sungai dan diserah ke Badan Riset dan Standarisasi Industri (Baristand) Aceh.

“Jadi kita tunggu saja hasilnya, kita tidak bisa berspekulasi yang tinggi jika tidak ada data yang real, namun bisa saja ikan tersebut mati karena limbah dari pengolahan pabrik itu,” pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda