Beranda / Berita / Aceh / Hasil Survei, Nova Iriansyah Kepala Daerah Paling Responsif Tangani Covid-19

Hasil Survei, Nova Iriansyah Kepala Daerah Paling Responsif Tangani Covid-19

Rabu, 08 Juli 2020 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Plt. Gubernur Aceh, Ir. Nova Iriansyah, MT.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Pelaksana Tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, menempati urutan ke-6 kepala daerah se Indonesia yang paling responsif dalam menangani pandemi virus corona (Covid-19). 

Posisi Nova Iriansyah berada di urutan ke-6 dalam 10 besar daftar nama kepala daerah yang dinilai paling bagus responnya dalam menangani virus korona berdasarkan hasil survey yang dilakukan Indonesia Political Opinion (IPO). 

Posisi Nova berada di atas Walikota Surabaya Tri Rismaharini, Gubernur Sumatera Utara Edy Rahmayadi dan Gubernur Jawa Timur Khofifah Indar Parawansa. 

IPO yang berkantor di Jakarta Selatan itu dalam melakukan survei tersebut mengambil sampling di hampir 30 provinsi dan 135 desa di Indonesia dengan total 1.350 responden.

"Periode survei kami dari tanggal 8 sampai 25 Juni 2020 responden 1350 yang tersebar di 135 dari 30 provinsi di Indonesia," bunyi rilis IPO, Selasa (7/7/2020).

Berikut ini daftar 10 besar kepala daerah dengan responsivitas terbaik dalam penanganan COVID-19 versi IPO

1. Anies Baswedan 62,6%

2. Ganjar Pranowo 60,1%

3. Sri Sultan Hamengkubuwono 54,3%

4. Ridwan Kamil 53,0%

5. I Wayan Koster 48,4%

6. Nova Iriansyah 45,2%

7. Tri Rismaharini 40,1%

8. Edy Rahmayadi 40,0%

9. Sehan Salim Landjar 37,7%

10. Khofifah Indar Parawansa 36,2%

Kilas Penanganan Covid-19 di Aceh

Kepala Biro Humas dan Protokol Setda Aceh, Muhammad Iswanto, menjelaskan Pemerintah Aceh di bawah komando Nova Iriansyah sejak awal kemunculan virus korona di Wuhan, China, telah menetapkan langkah-langkah penanganan yang terkoordir di Aceh.

"Saat awal kemunculan Covid-19 pada awal Desember 2019 di Wuhan, Provinsi Hubei, China, Bapak Plt Gubernur Aceh segera menginstruksikan seluruh jajarannya untuk mengambil langkah-langkah penanganan yang tepat," kata Iswanto.

Hal pertama dilakukan Pemerintah Aceh saat itu yakni memfokuskan upaya pemulangan para mahasiswa Aceh di Wuhan.

Pemerintah Aceh juga membuka dua Posko Siaga Wabah Virus Corona pada Minggu, 26 Januari 2020, malam. Kedua posko itu masing-masing berada di Dinas Sosial (Dinsos) Aceh, Banda Aceh, dan di Kantor Penghubung Aceh di Jakarta. 

Evakuasi mahasiswa asal Aceh dilakukan berhasil dilakukan bersamaan dengan 245 warga negara Indonesia lainnya yang juga berada di Provinsi Hubei, China, pada Sabtu (1/2/2020).

Sejak itu, Pemerintah Aceh terus memantau perkembangan situasi sembari menggencarkan kampanye agar masyarakat mewaspadai virus tersebut. 

Alat pengukur suhu badan juga mulai ditempatkan di Bandara Sultan Iskandar Muda untuk memeriksa para tamu yang masuk ke Aceh. Alat itu kemudian turut dipasang di Pelabuhan Penyeberangan Ulee Lheue dan di beberapa lokasi lainnya.

Sebulan berselang yaitu pada Senin (2/3/2020) Presiden Joko Widodo mengumumkan kasus pertama covid-19 di Indonesia.

Pasca ditemukannya kasus tersebut, Pemerintah Aceh terus meningkatkan sosialisasi hingga melakukan pembatasan aktivitas warga demi menghalau penyebaran virus tersebut. 

Kini, setelah setengah tahun virus itu menyebar di berbagai belahan dunia, jumlah warga Indonesia yang positif covid-19 tercatat sebanyak 64.958 orang. Dari jumlah tersebut sebanyak 29.919 orang berhasil disembuhkan dan 3.241 meninggal dunia. Angka tersebut merupakan data per 6 Juli 2020 pukul 15.45 WIB yang bersumber dari Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Di Aceh sendiri, hingga 6 Juli 2020, merujuk Juru Bicara Pemerintah Pusat, total kasus positif Covid-19 berjumlah 87 kasus, dengan rincian 40 sembuh dan 3 meninggal. (H)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda