kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Hari Guru Nasional, Prof Syamsul Rijal Sampaikan 3 Bahan Refleksi

Hari Guru Nasional, Prof Syamsul Rijal Sampaikan 3 Bahan Refleksi

Rabu, 25 November 2020 09:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Guru Besar Ilmu Filsafat Islam UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal. [IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Setiap 25 November diperingati Hari Guru Nasional (HGN). Bertepatan dengan peringatan HGN 2020, Guru Besar Ilmu Filsafat Islam UIN Ar-Raniry, Prof Syamsul Rijal menyampaikan 3 bahan refleksi untuk para guru.

"Saya pikir tantangan yang pertama, kompetisi guru itu selalu berubah-ubah sesuai tuntutan zaman. Artinya guru harus mempersiapkan kapabilitasnya masing-masing. Guru yang harus qualified sesuai tuntutan zaman hari ini," ujar Prof Syamsul saat dihubungi Dialeksis.com, Rabu (25/11/2020)

"Kedua, negara harus lebih memperhatikan eksistensi guru, karena guru sangat berperan terhadap pembangunan, tambahnya.

Guru Besar Ilmu Filsafat Islam UIN Ar-Raniry itu menjelaskan, banyak sekali guru yang belum menjadi ASN, dan masih berstatus honorer saat ini.

"Ketiga, guru honorer itu tidak masalah sebenarnya. Tetapi kesejahteraan harus jadi prioritas. Jangan sampai mereka lama sekali menunggu, karena mereka juga punya tanggung jawab lain dari hasil kerja mereka," ujar Prof Syamsul.

"Oleh karena itu, kita menyambut baik inisiatif pemerintah pusat pada tahun 2021 nanti akan adanya pengangkatan guru PPPK. Tentu ini pemerintah harus memperhatikan jaminan guru. Kalau kuota terbatas, perlu diprioritaskan pertama pribadi yang memang betul-betul menjiwai sebagai guru dan punya kapabilitas, itu yang paling penting," tambahnya.

Terakhir, Prof Syamsul berharap pemerintah atau siapapun harus mencermati kembali penuturan Ali bin Abi Thalib: "Saya akan mengabdi kepada siapa saja yang telah mengajarkan saya walau satu huruf".

"Artinya apa, kita semua harus apresiasi dan memberikan penghargaan kepada guru. Baik itu dalam bentuk sosial maupun kultural, karena setiap daerah punya kearifan lokal masing-masing bagaimana mereka menghargai guru," ungkap Prof Syamsul.

"Itulah kemudian kenapa muncul istilah tidak ada mantan guru, guru ya tetap guru. Selamat Hari Guru Nasional," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda