Beranda / Berita / Aceh / Hari Bumi 2024, Momentum Masyarakat Pastikan Kebijakan Pemerintah Terhadap Lingkungan

Hari Bumi 2024, Momentum Masyarakat Pastikan Kebijakan Pemerintah Terhadap Lingkungan

Selasa, 23 April 2024 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Naufal Habibi

Direktur Eksekutif Walhi Aceh, Ahmad Shalihin menyampaikan materi dalam peringatan Hari Bumi Internasional di Sekretariat Walhi Aceh, Banda Aceh, Selasa 23 April 2024. Foto: Naufal Habibi/ dialeksis.com.


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Peringatan Hari Bumi Internasional 2024, Organisasi peduli lingkungan Wahana Lingkungan Hidup (Walhi) Aceh mengajak kepada masyarakat untuk senantiasa peduli terhadap lingkungan sekitar.

"Hari Bumi adalah momentum bagi kita semua untuk kembali mengajak terutama diri sendiri untuk peduli kepada lingkungan hidup terutama terhadap penyelamatan bumi," kata Direktur Eksekutif Walhi Aceh, Ahmad Shalihin kepada Dialeksis.com, Selasa 23 April 2024.

Ahmad Shalihin mengatakan bahwa uniknya pada momentum peringatan Hari Bumi Internasional tahun 2024, dilakukan bersamaan dengan putusan Mahkamah Konstitusi (MK) terhadap Hasil Pilpres 2024.

Walhi sendiri memandang bahwa jika keputusan itu ditolak oleh Mahkamah Konstitusi maka kemungkinan kedepan tidak ada garansi untuk memastikan upaya-upaya perbaikan yang dilakukan dalam sektor lingkungan.

Beberapa program unggulan calon pemerintahan baru ini juga akan berdampak terhadap semakin parahnya kondisi Bumi.

"Dalam hal ini, Walhi menilai seperti itu," ujarnya.

Ia menambahkan bahwa momentum kali ini, sebenarnya penting bagi masyarakat semua untuk memastikan kebijakan yang dibuat oleh pemerintah itu berpihak kepada lingkungan hidup.

Dalam hal ini, Investasi yang didorong bukan investasi yang padat modal, tapi investasi padat karya yang bisa menyerap tenaga kerja tentunya bisa mensejahterakan masyarakat.  

Beberapa proyek strategis nasional yang akan dilanjutkan menurut Walhi itu harus segera dihentikan terutama terkait dengan proyek Food Estate yang mengerus kawasan hutan dan merebut wilayah kelola masyarakat dan memperparah kondisi lingkungan hidup.

Kemudian, rencana pembuatan Sea Wall (tembok raksasa sepanjang laut) dan investasi pasir laut, itu sebenarnya beberapa proyek strategis nasional yang menurut Walhi itu berdampak buruk ke lingkungan hidup dan masyarakat sekitar terutama nelayan kecil.

"Karena investasi pasir laut itu sudah pasti akan beroperasi di perairan dangkal, tentunya mengancam nelayan kecil melaut dan pembanguan tebing raksasa pulau Jawa itu juga akan berdampak buruk terhadap wilayah tangkap nelayan," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda