Beranda / Berita / Aceh / Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu di Aceh Rugi: yang Penting Bisa Gaji Karyawan Saja

Harga Kedelai Naik, Produsen Tahu di Aceh Rugi: yang Penting Bisa Gaji Karyawan Saja

Selasa, 05 Januari 2021 16:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Ilustrasi . [Dok. Bisnis/Eusebio Chrysnamurti]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Para produsen tahu tahu dan tempe di Aceh mengeluhkan lonjakan kenaikan kedelai yang pada harga normal di kisaran dari Rp 7.000 menjadi Rp 9.800 per kilogramnya.

Salah satunya Mulizar. Produsen tahu dan tempe di Banda Aceh ini harus mengurangi produksi tahu dan tempe di tempat usahanya dari kondisi normal 500-600 kilogram menjadi 200-250 kilogram saja per hari.

"Kenaikan kedelai ini sangat mencekek leher kami UMKM produsen tahu dan tempe. Kami sangat kesusahan, kepayahan dan kebingungan," jelas Mulizar kepada Dialeksis.com, Selasa (5/1/2021).

"Kenaikan kedelai sudah kita rasakan sejak pertengahan November lalu. Paling parah pada pertangahan Desember, sudah Rp 9.800 per kilogramnya, sampai sekarang," tambahnya.

Mulizar berujar, kondisi ini membuatnya dan produsen tahu tempe mengalami kerugian karena modal yang dikeluarkan tidak sesuai dengan hasil penjualannya.

"Rugi sudah pasti rugi, soalnya di Pulau Jawa saja sekarang sudah banyak yang mogok produksi," jelas Mulizar.

"Cuma begini, karena kita sayang sama orang kerja ini, yang penting saya bisa menggaji karyawan saya saja sudah. Kita untuk membantu orang kerja supaya mereka jangan dirumahkan," tambahnya.

Produsen tahu dan tempe di Banda Aceh ini berujar, bila harga kedelai sudah mencapai Rp 10.000 lebih, pihaknya terpaksa mogok produksi karena tidak sanggup membiayai modal.

"Untuk sekarang saja, kita tidak berani produksi banyak-banyak, karena harga kedelainya mahal. Kemudian kita hanya menyiapkan untuk yang memang pesan di awal saja kalau sekarang, kalau tidak maka tidak kita layani," ungkap Mulizar.

Ia berharap pemerintah bisa mencarikan solusi terhadap kenaikan harga kedelai ini agar para produsen tahu dan tempe dapat terus beroperasi dan tidak ada karyawan yang dirumahkan.

"Terutama kepada Menteri Pertanian, Menteri Perdagangan, bapak Presiden Jokowi dan Pemerintah Aceh, kami mohon agar dicarikan solusi dan ditanggulangi soal kenaikan harga kedelai ini agar stabil lagi. Mohon diperhatikan kami yang produksi tahu dan tempe ini," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda