Beranda / Berita / Aceh / Gubernur Aceh Hadir Dalam Rapat Banggar, Rumah Dhuafa Dilunasi Tahun 2022

Gubernur Aceh Hadir Dalam Rapat Banggar, Rumah Dhuafa Dilunasi Tahun 2022

Selasa, 30 November 2021 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : fatur
Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat manghadiri rapat Banggar di Gedung Serbaguna DPRA, Banda Aceh, Selasa (30/11/2021) pukul 17.06 WIB. [Foto: Dialeksis/ftr]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Gubernur Aceh, Nova Iriansyah menghadiri langsung rapat paripurna Banda Anggaran (Banggar) Dewan Perwakilan Rakyat Aceh (DPRA) dalam rangka membahas Rancangan Qanun Aceh tentang Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh tahun anggaran 2022, di Gedung Serbaguna DPRA, Banda Aceh, Selasa (30/11/2021) pukul 17.06 WIB.

Pada hari ini tepatnya Selasa (30/11/2021), pantauan Dialeksis.com, Orang nomor satu di Aceh itu hadir menggunakan dua tongkatnya dan didampingi Juru Bicara Pemerintah Aceh, Muhammad MTA, Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh, Taqwallah serta jajaran SKPA dan ketua DPRA Dahlan Jamaluddin.

Gubernur Aceh, Nova Iriansyah hadir dalam rapat Banggar DPRA dengan dua tongkat dan dikawal Sekda Aceh dan Jubir Aceh dan juga Ketua DPRA. [Foto: Dialeksis/ftr]

Hari ini rapat Banggar yang dilaksanakan itu, dalam agenda Penyampaian Pendapat Akhir setiap Fraksi-Fraksi DPRA terhadap Rancangan Qanun Aceh Tentang APBA Tahun 2022. Adapun Fraksi Partai Aceh menyampaikan pengesahan Qanun tentang Bendera.

Sekitar pukul 18.17 WIB, rapat itu ditunda dan akan dilanjutkan pada pukul 20.00 WIB. Gubernur Aceh, Nova Iriansyah saat diwawancarai oleh wartawan saat dipending rapat itu mengatakan, setiap periode konsultasi kita ke Kemendagri itu selalu kita sampaikan.

“Karena kitakan membawa amanah dari DPRA,” ucapnya kepada wartawan, Selasa (30/11/2021).

Kemudian, terkait Anggaran 2021, Gubernur Aceh mengatakan, evaluasi kita terkahir itu tadi pagi. “Optimistik kita itu mencapai 85 persen, pesemistiknya itu mencapai 81 persen, data dari yang disampaikan oleh Fraksi-Fraksi tadi itu belum, dan itu nanti akan kita update di akhir paripurna secara non-formal saja, karena itu setiap jam naik,” sebutnya.

Adapun sebelumnya, pada rapat Banggar ini Gubernur Nova Iriansyah tidak hadir, namun diwakili oleh Sekda Aceh, Taqwallah.

Sebelumnya Taqwallah menyampaikan, bahwa berkenaan dengan perhitungan Sisa Lebih Pembiayaan Anggaran (SiLPA) tahun sebelumnya dalam RAPBA tahun 2022 sebesar Rp.3.413.167.273.688, yang dikaitkan dengan besaran realisai tahun anggaran 2021 per 22 November 2021 terjadi surplus antara pendapatan dengan belanja sebesar Rp.1.391.661.394.047.

Dikutip dari Nukilan.id, Taqwallah menjelaskan, terkait sisa target realisasi pendapatan sampai 31 Desember 2021 sebesar Rp. 2.874.893.518.526 atau 20,73 persen diprediksi akan terealisasi sebesar Rp. 13.927.989.499.876 atau 100,45 persen.

Dengan begitu, maka, Taqwallah menyampaikan, sisa target belanja yang belum terealisasi sebesar Rp. 6.883.914.768.129, atau 51,80 persen diperkirakan pada akhir tahun 2021 akan mencapai sebesar Rp.14.029.766.369.044 atau setara 85,12 persen.


Namun, estimasi SiLPA tahun 2021 tersebut dapat ditutup dengan pembiayaan netto, dengan begitu sisa lebih pembiayaan berkenaan SILPA menjadi Rp 0,-.

Dikarenakan dikahir tahun anggaran 2021 penerimaan pembiyaan diperkirakan sebesar Rp. 3.414.167.273.688. dan pengeluaran pembiayaan sebesar Rp.559.500.000.000,-, Dengan begitu penerimaan netto menjadi 2.817.667.273.688.

Menanggapi hal itu Gubernur Nova Iriansyah mengatakan, jadi seperti yang disarankan oleh DPRA itu yang paling Substansi adalah evaluasi SKPA, sebenarnya tadi pagi kita juga sudah tandatangani terkait Partai Integritas, terutama SKPA. Kongkrit kita teken Partai Integritas ulang dengan SKPA untuk tidak terlambat, dan itu menjadi bahan penentuan, dia bertahan atau tidak, jadi itu sudah selesai dengan anjuran sasaran dari DPRA,” jelasnya.

Kemudian, terkait rumah Dhuafa yang ada didalam RPJMA, Gubernur Aceh, Nova Iriansyah mengatakan, sudah banyak sekali dan sudah mencapai angka 7000 unit.

“Namun justru saya khawatir di SKPA nya ini, apakah mampu tidak membangun 7000 unit rumah itu, jadi kalau bisa lebih cepat itu lebih baik,” ucapnya.

Cuma, Nova juga menyarankan juga kepada DPRA, jadi ada juga rumah Dhuafa yang ada di Baitul Mal. “Jadi itu perlu sedikit perbaikan Qanun, dan disitu ada sekitar 2000 unit, jadi kalau ini 7000, di Baitul Mal 2000, jadi total mencapai 9000 unit. Tinggal 3000 unit saja kekurangan rumah Dhuafa kita, dan sampai saat ini tidak ada satu Provinsi pun di Indonesia yang membangun rumah sebanyak itu,” tukasnya.

Selanjutnya, bahwa ditahun 2022 terkait rumah Dhuafa itu akan dianggarkan kembali, kata Nova Iriansyah, “Iya, 7000 unit. Kira-kira itu mencapai Rp 600 Milliar, sedangkan ditahun lalu itu kenapa dipangkas, karena fiskalnya sempit, sementara aspirasi masyarakatnya harus kita prioritaskan, jadi otomatis kita geser dulu. dan ini sudah kita lunasi di tahun 2022, Insyaallah," pungkasnya. [ftr]

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda