Beranda / Berita / Aceh / Giant Gulung Tikar, Ramalan Fitch Rating Mencengangkan

Giant Gulung Tikar, Ramalan Fitch Rating Mencengangkan

Jum`at, 04 Juni 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +


Sumber : cnbcindonesia.com

DIALEKSIS.COM | Jakarta - Penutupan gerai ritel Giant oleh PT Hero Supermarket Tbk (HERO) secara permanen mulai Juli mendatang tak serta merta akan menguntungkan para kompetitornya seperti Hypermart, Carrefour dan Transmart. Pasalnya, perusahaan ritel menghadapi persaingan dengan minimarket yang lebih kecil dan pengecer kelontong.

Riset yang dipublikasikan Fitch Ratings menjelaskan, meskipun HERO akan menutup semua toko Giant dan berpotensi menggantinya dengan toko format supermarket, Hero, atau IKEA, penutupan tersebut tidak akan berarti lebih banyak ruang untuk ekspansi format hypermarket lainnya,

"Karena hypermarket secara bertahap kehilangan daya tarik mereknya bagi konsumen Indonesia," tulis Fitch Ratings, dikutip Jumat (4/6/2021).

Hypermart memiliki sekitar 90 toko pada akhir tahun 2020, mengalami penurunan lebih dari 100 toko pada akhir tahun 2019. Giant memiliki 75 gerai, terdiri dari Giant Ekstra dengan format besar dan Giant Ekspres dengan format lebih kecil, setelah menutup 25 gerai sejak 2019.

Adapun gerai Hypermart dikelola oleh emiten Grup Lippo PT Matahari Putra Prima Tbk (MPPA), yang sahamnya juga dimiliki oleh PT Aplikasi Karya Anak Bangsa (Gojek) di bawah 5%.

Pasar ritel grosir Indonesia saat ini lebih didominasi oleh format minimarket kecil seperti Alfamart yang dikelola PT Sumber Alfaria Trijaya Tbk (AMRT) dan Indomaret milik PT Indomarco Prismatama (asosiasi dengan PT Indoritel Makmur Internasional Tbk/DNET) dengan masing-masing lebih dari 15.000 toko di seluruh Indonesia.

Alfamart menambah lebih dari 1.000 toko, sementara Indomaret menambah 700 toko selama 2020 sementara para pemain hypermarket berjuang untuk mempertahankan kehadiran toko mereka.

"Keunggulan kompetitif minimarket dalam hal daya tawar yang kuat dengan pemasok dan kedekatan dengan pembeli akan menyulitkan operator hypermarket untuk memperluas kehadirannya, meskipun persaingan di ruang hypermarket berkurang," urai Fitch lebih lanjut.

Ditambah lagi, kinerja keuangan hypermarket yang sedang lesu juga semakin mempersulit persaingan dengan minimarket.

HERO misalnya, terus mengalami kerugian operasional sementara pendapatannya turun 16% yoy menjadi Rp 1,7 triliun di kuartal pertama tahun ini dari sebelumnya Rp2,6 triliun.

Hypermart yang dikelola oleh MPPA juga akan mengalami kesulitan untuk memperluas gerainya secara signifikan, karena pendapatannya menurun sebesar 22% selama tahun 2020 dan terus mengalami kerugian operasional.

Di sisi lain, Fitch memperkirakan Alfamart akan terus membukukan pertumbuhan pendapatan sekitar 5% pada tahun 2021 sambil mempertahankan marjin EBITDA yang stabil di sekitar 6%, didukung oleh kombinasi ekspansi toko dan pemulihan pertumbuhan penjualan toko yang sama.

Proposisi bisnis hypermarket dalam hal area toko yang lebih besar juga menghasilkan biaya operasional yang lebih tinggi dalam hal sewa dan tenaga kerja untuk dijalankan dibandingkan dengan minimarket.

Sebagai perbandingan, beban gaji HERO menyumbang sekitar 10%-13% dari total pendapatan sepanjang 2019-2020 sedangkan beban serupa hanya menyumbang 8%-9% dari total pendapatan Alfamart.

"Seiring meredanya pandemi Covid-19 juga akan lebih menguntungkan format yang lebih kecil daripada format besar," beber Fitch.

Sebagai informasi, HERO memastikan akan menutup seluruh gerai Giant mulai akhir Juli 2021. Tidak hanya itu, perseroan juga akan mengubah hingga lima gerai Giant menjadi IKEA sebagai langkah strategis perusahaan.

"Perseroan juga sedang mempertimbangkan untuk mengubah sejumlah gerai Giant menjadi gerai Hero Supermarket," kata Direktur HERO Hardianus Wahyu Trikusumo, dalam keterbukaan informasi di BEI, Selasa (25/5/2021).

Menurut Wahyu, strategi ini merupakan respons perusahaan untuk beradaptasi terhadap perubahan dinamika pasar, terlebih terkait beralihnya konsumen Indonesia dari format hypermarket dalam beberapa tahun terakhir. Fenomena tersebut juga terjadi di pasar global.

"Rencana ini diharapkan akan memberikan dampak positif terhadap kegiatan operasional, kondisi keuangan atau kelangsungan usaha perseroan. Perubahan strategi ini merupakan respons cepat dan tepat perseroan," katanya.

(tas/tas)


Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda