kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / GeRAK Aceh: Nova Harus Berani Evaluasi Kinerja Sekda

GeRAK Aceh: Nova Harus Berani Evaluasi Kinerja Sekda

Sabtu, 11 September 2021 14:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Koordinator GeRAK Aceh, Askhalani. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Koordinator Gerakan Anti Korupsi (GeRAK) Aceh, Askhalani menilai kinerja Sekretaris Daerah (Sekda) Aceh sekarang ini jauh dari kata baik.

Ia mengatakan, jika Gubernur Nova mau pemerintahannya selamat maka harus berani mengevaluasi kinerja Sekda dan kalau tidak sesuai maka harus ada rotasi untuk itu sebagai jembatan politik antara kepentingan eksekutif dan legislatif.

Askhalani menyontohkan kepemimpinan salah satu mantan Sekda Aceh terbaik menurutnya yakni Dermawan, ia merupakan Sekda pada masa Gubernur Zaini Abdullah yang akrab disapa Abu Doto. Waktu itu Dermawan tidak begitu muncul di publik tetapi bisa menjembati kerja-kerja pemerintahan itu, ia yang lebih banyak berkomunikasi dengan Banggar dan fraksi-fraksi.

"Nah kalau Sekda sekarang itu jangankan datang, diundang saja dia tidak mau datang, sudah banyak diwakilkan oleh Asisten I, itu tidak benar menurut saya, jadi amatan GeRAK itu melihat kalau ingin bagus Gubernur harus berani mengevaluasi kinerja bawahannya," jelasnya kepada Dialeksis.com, Sabtu (11/9/2021).

Sekda sekarang, lanjutnya, lebih banyak menghabiskan energi untuk kepentingan yang bisa dilakukan oleh level dibawahnya, contohnya pemberian sertifikat kepada guru, padahal itu bisa dikerjakan oleh kepala Dinas Pendidikan. Sidak Rumah Sakit, Puskesmas itu kerjanya Dinas Kesehatan bukan kerjanya Sekda.

"Sekda itu kerjanya ada barometer yang kemudian memperkuat legislatif dan eksekutif dan bawahannya, dia adalah orang yang dituakan di ASN, Sekda sekarang asik jalan-jalan tapi bukan fokus mendorong mempercepat kebijakan dan realisasi anggaran," ungkapnya lagi.

Askhalani menyampaikan, sekarang para Kepala Dinas pada takut karna Sekdanya terlalu banyak masuk kedalam, mengintervensi semua yang dilakukan semua salah, orang lebih banyak menghabiskan energi untuk mengikuti arahan yang ia lakukan, tetapi kalau Sekda terlalu mendekte Kadis, maka terakhir mereka tidak mau berbuat.

"Kalau Nova berani mengganti posisi Sekda dengan orang yang lebih bekerja agak lebih soft yang diterima oleh seluruh Kadis, maka saya yakin sekali penganggaran akan berjalan maksimal. Ada banyak sekali tekanan yang dari eksekutif legislatif terutama dalam hal kontek bicara soal kebijakan, soal tender proyek karena ada banyak kepentingan itu maka harus dicari orang yang formulanya untuk mempercepat itu," jelasnya lagi.

"Publik cukup tahu Gubernur sudah tidak terlalu peduli dengan hal ini, karena dia sibuk masalah politiknya sendiri, siapa yang bekerja? ya Sekda kalau Sekdanya bekerja dengan peformanya bagus. Maka saya yakin realisasi anggaran akan berjalan optimal, tapi kalau masih Sekda ini jangan berharap pasti tetap tidak akan berjalan," tambahnya.

Ketertinggalan dalam penyerapan Anggaran bisa dipastikan akan memicu SiLPA kembali di Aceh. Tentunya banyak keinginan agar dapat dilakukan Anggaran Pendapatan dan Belanja Aceh Perubahan (APBA-P), karena dengan APBAP dapat meredamkan ketertinggalannya penyerapan anggaran di Aceh.

Askhalani menyarankan, adanya evaluasi kinerja terhadap dinas-dinas, yang melakukan itu bukan Gubernur tetapi Sekda. Gubernur hanya menerima laporan dari bawahannya.

"Sekarang ada nggak Sekda melakukan itu dengan Kepala Dinas yang sekarang menjabat, ada nggak Sekda memerintahkan untuk mempercepat hal itu, ini yang jadi pertanyaan besar," tanyanya.


Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda