Generasi Aceh Perlu Penguatan Ideologi Ke-Acehan
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Gerakan Peduli Generasi Aceh (Gepegah), Muhammad Reza Syahrul sangat prihatin dengan kondisi generasi muda Aceh saat ini. Pasalnya sebagian besar generasi muda Aceh tidak memahami bahkan tidak tahu tentang sejarahnya sendiri..
Aceh merupakan daerah khusus dalam kacamata Indonesia. Kekhususan yang dimiliki Aceh dikarenakan nilai sejarah yang panjang dimulai dari sejarah kerajaan sampai pada sejarah RI-GAM yang telah mengantarkan Aceh pada proses damai dan menghasilkan butir-butir perjanjian damai, yaitu MoU Helsinky pada tahun 2005 silam dan terbentuknya UUPA sebagai realisasi perdamaian tersebut.
Generasi muda Aceh perlu diberi pemahaman kuat tentang ke-Acehan. Ini demi keberlanjutan perjuangan Aceh melalui jalur politik dikemudian hari karena di tangan generasi muda akan menentukan nasib Aceh selanjutnya.
"Kita berharap regenerasi itu harus ada. Pasca damai antara RI dan GAM 2005 sampai sekarang, masih banyak persoalan yang belum tuntas. Jika ini terus berlarut tanpa dibarengi dengan penguatan generasi maka persoalan Aceh tidak pernah akan selesai sesuai dengan harapan masyarakat pada umumnya," kata Mures, sapaan Muhammad Reza Syahrul, dalam siaran pers yang diterima media Dialeksis.com, Sabtu (12/1) siang.
Mures menambahkan, bahwasanya semua pihak ikut andil untuk menyelamatkan generasi Aceh agar mereka tidak sesat dalam memaknai sejarah sehingga perjuangan yang nanti mereka lanjutkan sesuai cita-cita bersama.
Sekarang generasi milenial banyak sekali apatis dengan persoalan Aceh. Mereka lebih disibukkan dengan hal-hal yang tidak bermanfaat, terlebih menggunakan internet untuk hal yang tidak baik atau negatif dan persoalan-persoalan narkoba yang terus merusak generasi Aceh.
Mures juga berharap Pemerintah Aceh memberi perhatian khusus untuk generasi milenial Aceh melalui pemanfaatan APBA dengan menciptakan terobosan sejarah Aceh yang dimasukkan dalam kurikulum pendidikan serta membuat event yang menyangkut dengan sejarah Aceh agar memacu generasi muda memahami sejarahnya sendiri dan terobosan-terobosan lain yang produktif terhadap perkembangan ideologi generasi Aceh.
"Selama ini penggunaan APBA juga jauh dari harapan, terlebih APBA 2019 yang banyak kritikan. Oleh karena itu, pemanfaatan APBA harus dirasakan oleh semua kalangan terlebih untuk generasi muda Aceh yang perlu dipersiapkan menjadi pemimpin dikemudian hari," tutupnya. (rel)