Gelar Simulasi Pungut Hitung Suara, KIP Banda Aceh Gandeng Wakil Wali Kota.
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Komisi Independen Pemilihan (KIP) Banda Aceh menggelar simulasi pemungutan dan penghitungan suara Pemilu 2019, Senin, (8/4). Simulasi tersebut bertujuan untuk merepresentasikan kejadian pemungutan suara di TPS pada 17 April mendatang. Hal ini disampaikan divisi teknis kepemiluan KIP Banda Aceh, Hasbullah Yunur. Ia mengatakan simulasi dibuat se nyata mungkin menggambarkan kondisi di hari H nanti, dimana terdapat kotak suara, bilik suara, papan pengumuman DPT, petugas KPPS, Pengawas TPS dan saksi.
"Simulasi kita laksanakan hari ini untuk melihat sejauh mana petugas di lapangan menghadapi situasi riil dan bagaimana efektifitas petugas TPS menghadapi kondisi dan kendala di lapangan",ujar Hasbullah.
Simulasi yang dilaksanakan di stadion Lhong Raya Banda Aceh ini melibatkan PPK, PPS, dan petugas KPPS setempat. Simulasi digambarkan dengan TPS 000 dengan jumlah DPT 204 pemilih dengan sampel desa Lampeuot, Banda Raya.
"Kita juga akan lihat berapa estimasi waktu yang dibutuhkan setiap pemilih sehingga kita bisa memperkirakan hari pemungutan dan pemungutan nanti dapat berjalan sesuai jadwal yang ditentukan," ungkap Hasbullah
Wakil Wali Kota Banda Aceh, Zainal Arifin turut hadir dan membuka rangkaian kegiatan simulasi, pada kesempatan tersebut juga memperagakan tata cara memilih mulai dari memasuki TPS, mencoblos hingga memasukkan surat suara yang telah di coblos ke kotak suara.
Simulasi tersebut turut diwarnai drama pemilih yang menggunakan form A5 mempertanyakan jumlah surat suara yang diterima.
"Kenapa saya dapat 4 surat suara? Harusnya ada lima jenis surat suara", ujar Zainal.
Petugas KPPS memberi pemahaman bahwa pindah memilih berbeda dapil tidak dapat surat suara di dapil asalnya.
"Maaf pak, sesuai aturan, bapak hanya mendapat 4 surat suara, karena bapak pindah memilih yang berbeda antara dapil asal dengan dapil saat ini bapak memilih" jelas petugas KPPS.
Hal unik juga terjadi saat salah seorang peserta di simulasikan ingin berswafoto di area TPS. Salah seorang petugas KPPS dengan sigap menegur pemilih tersebut.
"Maaf pak, tidak diperkenankan untuk selfie (swafoto) di dalam area TPS, di luar area silakan saja" tegas salah satu petugas KPPS yang disambut tepuk tangan peserta simulasi.
Rangkaian tersebut merupakan bentuk simulasi yang dilakukan KIP Banda Aceh dalam mengantisipasi kejadian yang sering terjadi pada saat pemugutan suara. Hasbullah, lebih lanjut menjelaskan bahwa simulasi juga dilakukan kepada beberapa segmen pemilih.
"ada pemilih pemula, pemilih lansia, bahkan kita juga lakukan simulasi kepada pemilih disabilitas. Nanti kita akan memetakan apa saja kendala di TPS dan estimasi waktu yang dibutuhkan terutama bagi pemilih disabilitas. Tentu, kita ingin setiap TPS di Banda Aceh accessable dan ramah bagi penyandang disabilitas", jelas Hasbullah.
ketua KIP Banda Aceh Indra Milwady dalam sambutannya berharap simulasi yang dilakukan KIP Banda Aceh diharapkan mampu menjadi tolok ukur kesiapan petugas TPS menjelang hari pemungutan suara.
"Kami berharap simulasi hari ini bisa memperkirakan bagaimana kondisi di lapangan saat pemungutan dan penghitungan suara, sehingga petugas nantinya mampu lebih sigap dan terlatih menghadapi kondisi riil 17 April mendatang" ujar Indra.
Simulasi sudah dimulai sejak pukul 07.30 WIB. Namun, pada hari pemungutan nanti TPS akan dibuka mulai pukul 07.00 WIB sesuai dengan aturan yang berlaku. TPS dilengkapi dengan lima kotak suara dan empat bilik pencoblosan. Di depan TPS, tertempel Daftar Pemilih Tetap (DPT) yang berjumlah 204 nama. Kegiatan pungut situng suara juga disaksikan oleh Forkopimda Banda Aceh, Kapolresta Banda Aceh, PPK dan PPS hingga perwakilan Kodim 0101/BS.
Sebelum pemungutan suara dimulai, petugas KPPS dan saksi menggelar rapat pembukaan TPS, kemudian ketua KPPS menjelaskan tata cara pemungutan suara. Rapat dibuka dengan pengambilan sumpah petugas KPPS yang disaksikan saksi dan pemilih yang sudah hadir.
Selanjutnya, petugas KPPS membuka satu per satu kotak suara yang sebelumnya masih terbungkus tersegel.
Petugas mengeluarkan sejumlah surat suara dari setiap kotak suara untuk dihitung. Satu kotak suara mewakili satu tingkatan pemilihan, yaitu Presiden dan Wakil Presiden,DPR RI, DPD, DPRA, dan DPRK Banda Aceh. (Alfi)