Beranda / Berita / Aceh / Gagal Rampung, Pemenang Tender Proyek Kuala Baru-Aceh Singkil Dinilai Kurang Tepat

Gagal Rampung, Pemenang Tender Proyek Kuala Baru-Aceh Singkil Dinilai Kurang Tepat

Rabu, 20 Oktober 2021 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora

Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir. [Foto: IST]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ketua Komisi II DPRA, Irpannusir ikut kecewa dengan pembangunan proyek multiyears jalan batas Aceh Selatan-Kuala Baru-Aceh Singkil yang dipastikan gagal rampung di 2021.

Padahal, seharusnya proyek itu harus sudah dimulai sejak Desember 2020 lalu tetapi hingga kini sudah akhir tahun 2021 masih 10 persen realisasinya.

"Memang dengan sisa waktu tahun 2021 tinggal 2 bulan lagi tentu kita pesimis jalan Kuala Baru-Aceh Singkil bisa rampung," ujarnya kepada Dialeksis.com, Rabu (20/10/2021). 

Menurut Irpannusir, penyebab kendala proyek tersebut pada penetapan pemenang tender yang kurang tepat, dari awal proyek multiyears itu sudah menjadi sorotan publik dan pro kontra antara Eksekutif dan Legislatif, tetapi karena ini merupakan kepentingan rakyat sehingga Eksekutif dan Legislatif menyamakan persepsi dan kemudian sama-sama mengesahkan paket multiyears itu.

"Pemerintah seharusnya lebih jeli memilih rekanan yang profesional dalam mengerjakannya, saya kira cukup banyak pengusaha-pengusaha yang masih mampu mengerjakan paket ini, tentu dengan terlebih dahulu dimintai penjelasan secara lisan dan tulisan bagaimana metode mereka agar pekerjaan ini bisa selesai tepat waktu dengan memaparkan kondisi lapangan yang sulit dilalui untuk mengangkut material," jelasnya lagi.

Jadi, lanjutnya, tidak cukup dengan hanya melampirkan teknis pelaksanaan di dokumen tender, yang selama ini berlaku untuk semua paket.

"Seharusnya pekerjaan khusus seperti ini memilih rekanan harus dilakukan fit and proper test satu persatu, sanggup atau tidak. Artinya jangan langsung di tetapkan, semua ini berimbas kepada masyarakat," ungkapnya dengan tegas.

Irpannusir selaku anggota DPRA Dapil 9, sudah pernah mengingat Eksekutif (Pemerintah Aceh) agar memaksa rekanan untuk memacu pekerjaan tersebut, rekanan beralasan tidak ada akses untuk memobilisasi material.

Pihaknya juga meminta agar mereka mencari solusi tetapi hingga hari ini yang terlihat baru 10 persen terealisasi.

Irpannusir menjelaskan, jalan yang sedang dikerjakan saat ini merupakan satu-satunya jalan darat yang bisa menghubungkan Kuala Baru dan Aceh Singkil. Jadi walaupun dengan skema multiyears tahun ini tidak selesai, tahun depan pemerintah wajib untuk menganggarkan kembali dan DPRA harus menjadikan usulan itu sebagai prioritas.

"Kedepan kita minta pemerintah agar benar-benar selektif dalam menentukan rekanan yang akan mengerjakan paket tersebut," tegasnya.

Diketahui, saat ini masyarakat Kuala Baru-Aceh Singkil menggunakan transportasi laut atau sungai untuk beraktifitas, jika jalan ini bisa rampung mulai dari Aceh Selatan, Kuala Baru, Aceh Singkil tentu akan dengan mudah dijangkau dalam waktu singkat, dengan demikian juga akan terjadi pertumbuhan ekomomi yang signifikan.

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda