Beranda / Berita / Aceh / Fachrul Razi Ceritakan Kehidupan Kerukunan Beragama di Aceh

Fachrul Razi Ceritakan Kehidupan Kerukunan Beragama di Aceh

Minggu, 13 Desember 2020 20:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Menteri Agama Kabinet Indonesia Maju Jenderal (Purn) Fachrul Razi. (Foto: kemenag)


DIALEKSIS.COM | Aceh - Menteri Agama Fachrul Razi menceritakan tentang kehidupan yang rukun antarumat beragama pada masa mudanya di Aceh. Dia berharap hal tersebut menjadi contoh bagi masyarakat saat ini.

Dia menceritakan dirinya lahir dan besar di Banda Aceh. Di lingkungan sekitarnya, kebanyakan berasal dari etnis Tionghoa dan banyak tetangganya yang berbeda agama.

“Ketika saya lulus masuk Akabri, mereka yang berprofesi niaga menutup semua tokonya dan mengantar saya beramai-ramai ke stasiun," kata Menag di Aceh, Minggu (13/12/2020).

Kisah ini disampaikan Menag saat membuka gelaran dialog tokoh lintas agama dan tokoh masyarakat/adat di Aceh.

Dialog yang digagas Pusat Kerukunan Umat Beragama (PKUB) Kementerian Agama ini mengusung tema Melalui Dialog Lintas Agama Kita Optimalkan Tugas dan Fungsi para Tokoh Agama, Tokoh Masyarakat, Tokoh Adat Dalam Rangka Pemeliharaan dan Penguatan Kerukunan di Aceh.

Menurut Menag, gerakan dialog tokoh lintas agama di Aceh merupakan momentum penting dalam kehidupan berbangsa dan bernegara. Sebagai bangsa yang majemuk, ujar Menag, Indonesia berpotensi menghadapi perpecahan bila kesepakatan nasional, yaitu Pancasila, tidak dijaga dan dirawat bersama.

"Begitulah indahnya kerukunan di Aceh. Soal kerukunan di Aceh sudah selesai bahwa masyarakat Aceh sejak dulu sudah rukun dan sangat toleran," sambungnya.

Menag mengatakan, salah satu program prioritas Kemenag yaitu Kita Cinta Papua dan Kita Cinta Aceh. Program ini terhubung oleh sebuah jembatan emas kesetiakawanan dari Aceh, Maluku, Papua dan Papua Barat.

Hal itu seperti yang diwujudkan dalam program jembatan kesetiakawanan yang bertujuan memajukan bidang keagamaan dan pendidikan keagamaan dari Aceh, Maluku, Papua dan Papua Barat yang dibalut semangat kerukunan dan toleransi.

"Keragaman itu adalah rahmat, bukan petaka. Bagi bangsa Indonesia, keragaman adalah takdir bukan untuk ditawar melainkan diterima. Kerukunan umat beragama adalah unsur utama dalam kerukunan nasional," tegas Menag.

Dialog lintas tokoh agama dan tokoh masyarakat di Aceh dihadiri Kakanwil Kemenag Papua, Papua Barat, dan Maluku, beserta tokoh agama yang tergabung dalam FKUB.

Tampak hadir Sekjen Kemenag RI dan para pejabat Kementerian Agama Pusat, Stafsus Menag, Staf Ahli Gubernur Aceh beserta segenap Forkopimda Pemprov Aceh dan keluarga besar ASN Kemenag Aceh [antara/bisnis].

Keyword:


Editor :
Redaksi

riset-JSI
Komentar Anda