kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Eks GAM Tidak Bedakan Pesisir Aceh dan Dataran Tinggi Gayo

Eks GAM Tidak Bedakan Pesisir Aceh dan Dataran Tinggi Gayo

Kamis, 06 Desember 2018 13:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Tgk Muharuddin saat berziarah ke makam Reje Linge XIX Alm Teungku Ilyas Leube, Selasa (4/12).


DIALEKSIS.COM | Bener Meriah - Politisi Partai Aceh Tgk. Muharuddin berziarah ke Makam Reje Linge XIX, Alm. Teungku Ilyas Leube, yang berada di Desa Bandar Lampahan, Bener Meriah, Selasa (4/12). Ziarah ini dilakukan sebagai momentum mengenang sejarah perjuangan GAM yang bertepatan dengan Milad GAM ke 42.

"Almarhum Tgk. Ilyas Leube adalah salah satu pejuang GAM dari dataran Gayo yang telah menjadi ikon Gayo dan kebanggaan di kalangan GAM serta masyarakat Aceh. Kehadiran saya hari ini untuk mempertegas bahwa eks kombatan GAM tidak membeda-bedakan para pejuang GAM, yang sebagian pihak di Aceh menilai eks GAM membedakan antara pesisir timur dan barat Aceh dengan dataran tinggi Gayo," kata Tgk. Muharuddin usai berziarah dan menggelar samadiah di Makam Teungku Ilyas Leube.

Tgk. Muharuddin menjelaskan, Alm. Teungku Ilyas Leube adalah salah satu pentolan GAM yang sangat memberikan sumbangsih kepada perjuangan GAM terdahulu. Almarhum, tambah Tgk. Muhar, juga merupakan salah satu menteri di jajaran Wali Nanggroe Aceh Alm. Tgk. Chik Hasan Muhammad di Tiro pada masa perjuangan GAM terdahulu, yakni Menteri Kehakiman.

"Semangat perjuangan beliau diharapkan dapat kita teruskan. Jika sebelumnya perang dilakukan dengan senjata, maka setelah perdamaian ini, semangat perang itu dapat dilanjutkan dengan 'perang intelektual', yaitu melalui kekhususan yang telah diberikan pemerintah pusat harus diterapkan di dalam pemerintahan secara menyeluruh," ujar Anggota DPR Aceh ini.

Momentum Milad GAM ke 42 ini, Tgk. Muhar menambahkan, diharapkan juga dapat meningkatkan paradigma dan karakter ke-Acehan diterapkan di dalam kehidupan masyarakat yang lebih luas.

"Jika kita lihat saat ini, identitas karakter ke-Acehan kita masih skala Aceh. Ke depan, kita harapkan dapat terjadi di kehidupan yang lebih luas, yaitu di pemerintahan pusat. Artinya sinergisitas antara pemerintah pusat dengan Pemerintah Aceh dapat menjawab persoalan-persoalan yang ada di Aceh. Sehingga tidak ada kemudian terjadi kesalahan presepsi atau cara pandang terhadap Aceh, di mana Aceh saat ini bertekad hidup di dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Jadi yang kita perjuangkan adalah kewenangan atau kekhususan yang telah diberikan pusat, itu yang harus mampu kita perjuangkan, untuk kesejahteraan masyarakat Aceh," jelas Caleg DPR-RI Partai NasDem Dapil Aceh 2 nomor urut 2 ini.

"Untuk menjawab hal itu, bukanlah suatu hal yang mudah. Semua pihak di Aceh, terutama partai-partai lokal maupun partai nasional yang maju memperjuangkan hak-hak rakyat, paradigma dan ke-Acehan harus terlihat pada eksekutif maupun legislatif," tambahnya.

Melalui momentum Milad GAM ke-42, Tgk. Muharuddin berharap para eks kombatan GAM dapat bersatu dan melakukan konsolidasi di internal.

"Saya pikir juga tidak hanya sebatas konsolidasi internal, tetapi para eks GAM dapat menjadi contoh tauladan bagi masyarakat, karena GAM menjadi itu menjadi cerminan bagi masyarakat Aceh ke depan. Ketika cermin ini dapat diteledani, maka masyarakat akan mencontohkan hal-hal yang baik, jika sebaliknya maka ini akan menjadi barometer bagi masyarakat Aceh terhadap eks kombatan," harapnya. (rel)

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda