Dyah Erti Luncurkan Rumoh Gizi di Pedalaman Aceh Timur
Font: Ukuran: - +
DIALEKSIS.COM | Aceh Timur - Wakil Ketua TP PKK dan Dekranasda Aceh Dyah Erti Idawati, meluncurkan Program Rumoh Gizi, Kampanye Gerakan Makan Ikan dan Sosialisasi Gerakan Masyarakat Hidup Sehat atau yang biasa disingkat Germas, di pedalaman Kabupaten Aceh Timur, tepatnya di Gampong Seuneubok Panton, Rabu (18/9/2019).
Dyah mengingatkan, ketiga program ini sangat berkaitan erat, dan menjadi faktor pendukung dalam upaya pemerintah meningkatkan kualitas hidup dan kesehatan masyarakat di Bumi Serambi Mekah.
Untuk itu, Dyah Erti mengajak seluruh elemen masyarakat untuk turut mendukung pemerintah dalam upaya mensukseskan program ini.
"Bertepatan dengan kunjungan kami ke Aceh Timur ini, kita akan meluncurkan upaya penguatan gizi masyarakat dengan menghadirkan ketiga program ini," ujar Dyah Erti.
Dosen Teknik Arsitektur Fakuktas Teknik Unsyiah ini menjelaskan, program Rumoh Gizi ini bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya mengonsumsi makanan bergizi.
"Setidaknya ada tiga kegiatan utama yang dikembangkan di Rumoh Gizi ini, yaitu memberikan pelayanan gizi untuk kelompok resiko dengan Pemberian Makanan Tambahan, serta suplemen khusus yang sarat protein," kata Dyah Erti.
Selain itu, sambung Dyah Erti, juga akan dilakukan kegiatan edukasi untuk peningkatan kapasitas keluarga dan masyarakat mengenai pola asuh dan pola pemberian makan pada bayi dan anak. Dan, mendukung penguatan ketahanan dan pangan keluarga, melalui pemberdayaan keluarga dan masyarakat agar berperilaku hidup bersih dan sehat.
"Dengan hadirnya Rumoh Gizi ini, kami menghimbau masyarakat Aceh Timur agar meningkatkan budaya makan ikan. Daging ikan sangat bermanfaat bagi tubuh karena mengandung gizi yang sangat lengkap," ungkap Dyah Erti.
Sebagaimana diketahui, daging ikan mengandung omega3, vitamin dan mineral, zat besi, zink, magnesium dan kalium, yang sangat dibutuhkan tubuh untuk pertumbuhan tubuh dan otak anak.
Menurut Dyah Erti, inilah yang menyebabkan tingginya angka konsumsi ikan di negara-negara maju. Sementara di Indonesia, tingkat konsumsi ikan masyarakat kita berkisar 47,12 kg/kapita/tahun. Jumlah ini masih sangat rendah jika dibandingkan dengan Jepang. Tingkat konsumsi ikan di sana mencapai 120 kg/kapita/tahun.
"Tak mengejutkan jika SDM mereka tergolong yang terbaik di dunia. Karena itu, kami menghimbau, mulai hari ini mari kita tingkatkan semangat makan ikan guna perbaikan gizi keluarga," imbau Dyah Erti.
Selain itu, sambung Dyah Erti, pola hidup sehat harus pula diterapkan dalam kehidupan sehari-hari, dengan menjalankan empat langkah utama, yaitu olahraga minimal 30 menit per hari, konsumsi buah dan sayuran secara konsisten, memeriksa kesehatan secara rutin, tidak mengkonsumsi minuman beralkohol, tidak merokok, dan menjaga lingkungan tetap bersih dan selalu menggunakan jamban yang sehat.
"Tiga kegiatan yang kita kampanyekan hari ini, merupakan satu kesatuan yang tidak terpisahkan. Untuk informasi lebih lengkap mengenai ketiga progam ini, masyarakat dapat berkonsultasi langsung ke Rumoh Gizi," kata Dyah Erti.
Dalam sambutannya, Dyah Erti juga mengimbau seluruh kader PKK Aceh Timur untuk aktif mensosialisasikan ketiga program ini, agar kualitas hidup masyarakat Aceh menjadi lebih baik. Dyah juga mengajak masyarakat di Aceh agar gemar makan ikan dan aktif menerapkan pola hidup sehat.
Peluncuran Rumoh Gizi ditandai dengan pemukulan rapai bersama oleh Wakil Ketua TP PKK Aceh, didampingi Bupati Aceh Timur dan Ketua TP PKK Kabupaten Aceh timur. Dalam kegiatan tersebut Dyah Erti juga menyerahkan bantuan untuk Posyandu Kembang Duri, Gampong Seuneubok Panton. Selain itu, Dyah Erti juga menyerahkan santunan kepada anak yatim.
Di penghujung acara, bersama dengan Bupati dan seluruh unsur Forkopimda Aceh Timur, Dyah Erti juga mencanangkan program makan buah bersama dalam keluarga. Kegiatan ini ditandai dengan makan buah bersama.
Sebagai bentuk dukungan kelestarian lingkungan dan pelestarian tumbuhan lokal, Dyah Erti juga melakukan penanaman pohon Kelor atau Merunggai (Moringa Oleifera) atau dalam bahasa Aceh disebut dengan Oen Murong, di halaman Meunasah Gampong Seuneubok Panton.
Rumoh Gizi dan Pencegahan Stunting
Dalam kesempatan tersebut, Dyah juga mengingatkan, bahwa peluncuran ketiga kegiatan ini bertujuan untuk memastikan terpenuhinya kebutuhan gizi anak, agar upaya menekan angka stunting dapat segera terwujud.
"Salah satu tantangan untuk meningkatkan kualitas hidup masyarakat adalah memberi penyadaran tentang pentingnya asupan gizi bagi keluarga. Kami katakan sebagai sebuah tantangan, sebab sampai saat ini, banyak masyarakat kita yang hanya berorientasi pada ‘kenyang dan enak’. Kita tidak sadar, makanan yang enak dan mengenyangkan cenderung minim gizi dan kerap mendatangkan penyakit," kata Dyah Erti.
Menurut Dyah Erti, minimnya pemahaman dan kepedulian masyarakat terhadap gizi menjadi salah satu penyebab tingginya angka stunting, atau anak dengan tubuh pendek di Aceh.
Untuk diketahui bersama, berdasarkan riset Kesehatan Dasar tahun 2018, angka stunting di Aceh mencapai 30,8 persen. Tak hanya berpengaruh pada fisik anak, stunting juga berpengaruh pada kemampuan kerja otak anak. (h/rel)