Beranda / Berita / Aceh / Dr Haiyun: Secara Psikologis Perilaku Itu Muncul Karena Adanya Stimulus

Dr Haiyun: Secara Psikologis Perilaku Itu Muncul Karena Adanya Stimulus

Jum`at, 08 Oktober 2021 23:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizki

Dr. Haiyun Nisa [Foto: facebook.com/haiyun.nisa]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dr. Haiyun Nisa dari Psikologi dan Konsultan Dinas Pemberdayaan Perempuan dan Perlindungan Anak Aceh mengatakan secara psikologis, perilaku itu muncul karena adanya stimulus, baru kemudian respon.

Dr. Haiyun juga melanjutkan dalam konteks general, bagaimana perilaku itu muncul ketika ada stimulus dan ada respon. Satu stimulus bisa menghasilkan banyak respon yang kemudian didapatkan oleh masing-masing individu.

“Kondisi general bagaimana sih perilaku itu muncul, ya idealnya pada setiap individu akan merespon sebuah stimulus yang akan dipengaruhi oleh banyak hal, baik usia, pendidikan, aspek-aspek perkembangan, pola pengasuhan, dan lingkungan sosial,” ucapnya saat diwawancarai Dialeksis.com, Jumat (8/10/2021).

Ia juga menambahkan, secara psikologis perilaku itu muncul karena adanya stimulus dan adanya respon, satu stimulus bisa menghasilkan banyak respon, nah kenapa kemudian ada orang yang merespon pemakai aplikasi tiktok bisa respon a,b, c, dan lainnya.

“Respon itu tergantung dari banyak hal, setiap orang tentu wujud perilakunya pasti berbeda, entah itu dari pola pengasuhan yang bisa melindungi dirinya atau paling tidak membuat dia mampu untuk berpikir, menganalisis sesuatu sedangkan orang yang pola pengasuhannya tidak baik wujud perilakunya juga berbeda,” lanjutnya.

“Kalau orang yang melihat menimbulkan hasrat ya kembali kepada dirinya masing-masing ni, karena stimulus itu menetap dia tapi kalau respon kan nggak,” tambahnya.

Bicara tentang seksual lanjutnya, pastinya banyak, baik dari sisi perilaku, dari sisi anak, dari sisi lingkungan sekitar, dari sisi korban.

“Maka perlu dibekali bahwa bagaimana cara melindungi dirinya, bagaimana ia tau bahwa ada hal-hal yang tidak boleh dilakukan oleh orang lain terhadapnya, lalu terkait lingkungan sekitar bagaimana orang-orang peduli terhadap apa yang ada di sekitarnya gitu, jadi mungkin ada budaya lingkungan individualistik itu menjadi dominan sehingga nggak peduli dengan lingkungan sekitar,” pungkasnya. [AU]

Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda