kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Distanbun Aceh Gandeng PEMA Kembangkan Kedelai Berbasis Mikro Organisme

Distanbun Aceh Gandeng PEMA Kembangkan Kedelai Berbasis Mikro Organisme

Rabu, 26 Juli 2023 17:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Dinas Pertanian dan Perkebunan (Distanbun) Aceh menggandeng PT Pembangunan Aceh (PEMA) dalam pengembangan komoditas kedelai varietas Anjasmoro. 


Dalam uji coba yang digelar di SMK PP Saree, penanaman benih kedelai bersertifikat ini dihadiri oleh Direktur Industri dan Perdagangan PT PEMA Edward Salim, Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh Safrizal SP, MPA, Kepala SMK-PP Negeri Saree, Muhammad Amin, SP.,MP dan siswa SMK PP Saree, Selasa (25/7/2023). 


Kabid Tanaman Pangan Distanbun Aceh Safrizal SP, MPA, mengatakan, Distanbun Aceh pada tahun 2023 ini telah mengembangkan komiditi kedelai seluas 4000 hektar yang tersebar di beberapa kabupaten kota di Aceh. 

Kedepan, kata Safrizal, apabila percobaan yang dilaksanakan di Saree ini berhasil dan berpengaruh terhadap peningkatan produksi kedelai, maka akan diintegrasikan dengan kegiatan pengembangan kedelai baik pada lokus bantuan pemerintah maupun swadaya petani.

Sementara Direktur Industri dan Perdagangan PT PEMA Edward Salim mengatakan, kehadiran pada sektor pertanian ini adalah bentuk kepedulian PEMA untuk meningkatkan perekonomian dan kesejahteraan petani. 

“Komoditas kedelai ini sangat menjamin, sudah banyak negara yang sudah eksis seperti Vietnam mengembangkan mikro organisme berbasis green product untuk menggantikan pupuk kimia,” ujarnya kepada Dialeksis.com, Selasa (25/7/2023). 

Pasar saat ini, kata dia, semua produksi yang berbasis green akan lebih diminati pasar, sehingga pihaknya mengajak petani Aceh nanti untuk tidak menggunakan pupuk kimia lagi. 

Ia mengatakan, Aceh itu masih tertinggal dalam hal ekonomi terutama sekali petani. Dengan mikro organisme ini diharapkan pendapatan petani bisa lebih meningkat. 

“Dalam hal ini, kami mengajak perusahaan yg bergerak di bidang pertanian masuk ke Aceh. Kita seluruh stakeholder saling berpegang tangan untuk menyambut projek ini,” ucapnya. 

Menurut Edward, produk mikro organisme yang diaplikasikan ini hasilnya lebih besar sehingga sudah saatnya ditawarkan ke petani agar tidak harus berpikir lagi untuk pupuk kimia yang terus meroket, apalagi harga pupuk kimia sudah tidak terjangkau lagi bagi petani walaupun ada subsidi. 

Menurut Rifky Rahmatullah selaku technical agronomic, kedelai varietas Anjasmoro ini adalah produk berbasis bio teknologi atau mikro organisme yang bermanfaat untuk sektor pertanian. 

“Peran dari mikro organisme ini bisa untuk meningkatkan produktivitas tanah dalam menyediakan unsur hara sehingga bisa diserap tanaman menjadi lebih baik,” jelasnya. 

Pada akhirnya, kata dia, akan meningkatkan produktivitas tanaman itu sendiri serta kualitas dari hasil panen lebih baik, dikarenakan mikro organisme ini memiliki kemampuan untuk menyediakan hal-hal yang tidak bisa dilakukan oleh pupuk organik dan non organik. 

“Dari itu kami melihat Aceh sangat potensi sekali dan kesesuaian dari teknologi yang kami bawa juga akan memiliki dampak positif yang luas untuk beberapa komiditi sehingga kami datang ke Aceh,” ujarnya. 

Kolaborasi ini, kata dia, terus dilakukan secara berkelanjutan menghadirkan produk-produk dan meningkatkan kesejahteraan petani. Khususnya agar Aceh lebih meningkat dari sisi produksi hasil pertanian dan juga kualitas hasil komoditi yang dihasilkan. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda