Beranda / Berita / Aceh / Dipersoalkan Rp10 Milyar, Paket Pembangunan Stadion Paya Kareung

Dipersoalkan Rp10 Milyar, Paket Pembangunan Stadion Paya Kareung

Selasa, 26 Juli 2022 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Fajri Bugak

Gambar kolase Dialeksis. [Foto: Ist]

DIALEKSIS.COM | Bireuen - Politisi Partai Nanggroe Aceh (PNA) yang juga anggota DPRK Bireuen, Suhaimi Hamid mempersoalkan alokasi anggaran Rp10 Milyar untuk pembangunan Stadion Paya Kareng. 

Kata Suhaimi, proses penganggaran anggaran Rp10 Milyar yang ditempatkan di Dinas Pemuda dan Olahraga (Dispora) Bireuen tidak berdasarkan mekanisme sistem penganggaran seperti usulan dari Musrembang.

"Jadi dasar penganggarannya tidak ada," kata pria yang akrab dipanggil Abu Suhai, Selasa (26/7/2022) kepada Dialeksis.com.

Sekedar diketahui, paket pembangunan Stadion Paya Kareung sebanyak Rp10 Milyar saat ini sedang proses tender di Unit Kerja Pengadaan Barang/Jasa (UKPBJ) Bireuen.

Sebelumnya kata Abu Suhai, tim Badan Anggaran (Banggar) pernah meminta penjelasan dari tim TAPD terkait dana sharing pusat, lalu kita minta dokumen tidak diberikan. Baru-baru ini kita dapat info bahwa dana sharing dari Pusat untuk pembangunan Stadion sudah dibatalkan.

"Pembangunan Stadion dengan dana APBN pun batal. Ini mempertegas bahwa alokasi anggaran APBK Rp 10 Milyar untuk pembangunan Stadion Paya Kareung tidak berdasarkan mekanisme penganggaran," ungkap Wakil Ketua DPRK Bireuen ini.

Untuk itu, ia berharap supaya tidak menimbulkan permasalah hukum dikemudian hari, Abu Suhai berharap anggaran Rp 10 Milyar untuk pembangunan Stadion Paya Kareung supaya dirasionalkan untuk dilakukan pembangunan Stadion Mini saja.

"Untuk tidak terjadi pemborosan anggaran dan bangunan mangkrak ke depan, dana 10 milyar tersebut harus dirubah untuk pembangunan Stadion Mini ganti Stadion Cot Gapu, atau membangun pusat saraga Kabupaten Bireuen,"demikian kata Abu Suhai

Hingga berita ini diunggah Dialeksis.com belum mendapatkan tanggapan dari Dinas Dispora Bireuen. (Fajri Bugak).


Keyword:


Editor :
Akhyar

riset-JSI
Komentar Anda