kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Diperkirakan Naik Terus, ISMI Aceh Minta Pemerintah Stabilkan Harga Cabai

Diperkirakan Naik Terus, ISMI Aceh Minta Pemerintah Stabilkan Harga Cabai

Selasa, 16 Maret 2021 12:30 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Sekretaris Umum ISMI Aceh, Hasdiana. [Dok. FB Pribadi]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Sekretaris Umum Ikatan Saudagar Muslim Indonesia (ISMI) Aceh, Hasdiana SPd mengatakan, harga cabai melambung tinggi menjadi hal yang sangat mengkhawatirkan di Indonesia mengingat hampir semua masakan di negeri ini menggunakan bumbu yang berasa pedas ini.

Di satu sisi petani senang dengan harga yang tinggi karena bisa meraup keuntungan besar. Di sisi lain para konsumen menjerit dengan pedasnya harga cabai.

"Ada beberapa pemain dalam perdagangan cabai yang bermain pada situasi ini dan pedagang pastinya mengikuti mekanisme pasar," kata Sekretaris ISMI Aceh, Hasdiana kepada Dialeksis.com, Selasa (16/3/2021).

Puncak kenaikan tertinggi harga cabai menurutnya sudah diperkirakan akan terjadi di minggu pertama Januari 2021, rendahnya produksi cabai dalam negeri membuat pasokan di pasar tak bisa memenuhi tingginya permintaan masyarakat.

"Permintaan yang lebih tinggi membuat harga cabai terus melambung. Antisipasi dari pemerintah yang tidak ada membuat harga melambung," ungkapnya.

Kurangnya pasokan cabai saat ini merupakan imbas dari kerugian besar-besaran yang dialami petani cabai beberapa bulan lalu. Masa Pandemi mempengaruhi pasar waktu itu. Saat itu, pasokan melimpah dan harga cabai anjlok.

"Dengan tidak diperbolehkannya acara-acara dalam kapasitas besar, penutupan hotel, restoran, kafe dan pasar tradisional di masa pandemi untuk menekan transmisi virus corona, telah menyebabkan penyerapan produksi cabai turun drastis dan petani banyak mengalami kerugian," ungkap Hasdiana.

Harga jual yang rendah saat itu pun membuat petani kekurangan modal untuk menanam kembali. Jadi Ini multiplier effect dari bulan-bulan lalu, petani enggan menanam kembali.

"Kondisi cuaca ekstrem dengan curah hujan yang tinggi di sejumlah wilayah, turut berpengaruh pada produksi cabai. Sebab, tanaman menjadi lebih rentan rusak dan terserang hama cabai kriting dan Fusarium," jelasnya.

Oleh sebab itu, lanjutnya, sosialisasi cara bertanam cabai secara organik harus dilakukan oleh Pemerintah Aceh. Hal ini untuk menekan harga produksi dan membuat tanaman cabai lebih sehat dan lebih baik.

"Peran pemerintah daerah sangat dibutuhkan oleh masyarakat dalam menstabilkan harga pasar. Kendati demikian, menurut catatan Kementan, terdapat sejumlah daerah yang saat ini memang sedang panen cabai," ujar Hasdiana.

"Upaya yang bisa dilakukan adalah memperlancar distribusi cabai dari daerah produsen ke daerah-daerah yang mengalami kenaikan harga tinggi. Ada berapa daerah yang masih panen dan kira-kira berapa yang bisa dipasok ke pasar, sehingga pemerintah bisa bergerak, minimal memperlancar distribusi," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda