Beranda / Berita / Aceh / Dinsos Aceh Sisir Daerah Tertinggal di Pidie

Dinsos Aceh Sisir Daerah Tertinggal di Pidie

Kamis, 28 November 2019 18:40 WIB

Font: Ukuran: - +

Foto: Ist.

DIALEKSIS.COM | Pidie - Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri bersama rombongan melakukan penjajagan awal di Desa Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Sabtu 23 November 2019. Penjajagan itu dilakukan atas perintah Plt Gubernur, Nova Iriansyah yang menginginkan agar Alhudri turun langsung untuk melihat dan mendata secara langsung permasalahan sosial, ekonomi, dan pembangunan yang dialami masyarakat setempat. 

Untuk diketahui, Desa Blang Pandak adalah desa yang tingkat kesejahteraannya masih tertingggal dibandingkan dengan desa-desa lain yang ada di Kecamatan Tangse. 

"Atas perintah Bapak Plt Gubernur inilah kami turun dan ingin melihat langsung permasalahan yang ada di Blang Pandak ini," kata Alhudri didampingi Kepala Dinas Sosial Pidie, Muslim kepada Kepala Desa Blang Pandak, Banta Lidan.

Untuk itu, Alhudri kepada Banta Lidan dan petugas Tenaga Kesejahteraan Sosial Kecamatan (TKSK) Tangse yang turut hadir pada kunjungan tersebut, meminta agar diberikan data yang akurat kepadanya terkait permasalah yang dihadapi masayarakat setempat. 

Data tersebut nantinya akan disampaikan ke Plt Gubernur Aceh, untuk kemudian disampaikan kepada para kepala satuan kerja perangkat Aceh (SKPA) untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat, baik itu dalam urusan permasalahan sosial, perekonomian, infrastruktur, dan administrasi kependudukan. 

"Ini sebagai wujud nyata bahwa pemerintah hadir di tengah-tengah persoalan masyarakat," kata Alhudri. Alhudri mencontohkan, sebelumnya Dinas Sosial Aceh melakukan hal serupa di beberapa daerah terpencil di Aceh, diantaranya di Kemukiman Jamat, Kabupaten Aceh Tengah, Desa Sikundo, Kecamatan Pante Cereumen, Kabupaten Aceh Barat, dan Desa Bintah, Kecamatan Pasie Raya, Kabupaten Aceh Jaya. 

Dari hasil penjajagan awal tersebut, Nova Irinsyah memboyong serta belasan SKPA ke daerah-daerah tersebut dalam bentuk bakti sosial untuk meningkatkan taraf hidup dan kesejahteraan masyarakat setempat. 

"Misalnya kita punya masalah dengan jalan, pertanian, kesehatan, administrasi kependudukan, dan sejumlah permasalahan lainnya, nanti melalui Pak Plt Gubernur Aceh kita bawa dinas-dinas terkait kemari," kata Alhudri. 

Sementara itu Banta Lidan mengaku memang sangat membutuhkan kehadiran Pemerintah Aceh dalam menyelesaikan permasalahan sosial dan pembangunan di daerahnya. "Misalnya jalan seperti yang bapak lihat, dan banyak juga masalah lainnya di sini," katanya. 

Bantuan Korban Kebakaran di Bireuen

Korban Kebakaran Bireuen sudah terima bantuan sepulang dari Blang Pandak, Alhudri menghubungi pihak Dinas Sosial Bireuen untuk menanyakan kondisi terakhir pascakebakaran yang menghanguskan 10 toko di Desa Sangso, Kecamatan Samalanga, Kabupaten Bireuen. Kepala Bidang Perlindungan dan Jaminan Sosial (Linjamsos) Dinas Sosial Bireuen, Ilyas Cut Ali kepada Alhudri mengatakan, pihaknya bersama Tagana setempat sudah membuka dapur umum dan menyerahkan bantuan logistik berupa sandang pangan untuk para korban yang diambil dari gudang milik Dinas Sosial Aceh yang ada di daerah tersebut. 

"Hingga tadi malam Tagana kita masih di lapangan untuk bersih-bersih, sementara bantuan masa panik juga sudah kami salurkan," katanya. 

Sementara itu para korban sudah kembali ke rumah masing-masing, karena yang terbakar hanya toko tempat berjualan. "Mereka semua ada rumah masing-masing," katanya. 

Dinsos Pasok 1 Truck Logistik untuk Gudang Logistik di Pidie Sepulang dari Blang Pandak, Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, Alhudri membawa serta satu truck berisi logistik yang dibawa dari Banda Aceh untuk dipasok ke dalam gudang milik Dinas Sosial Aceh di kabupaten tersebut. Bantuan logistik tersebut diterima langsung oleh Kadinsos Pidie, Muslim.

Kepada Alhudri, Muslim mengucapkan terima kasih atas bantuan logistik tersebut. Sementara Alhudri mengingatkan agar bantuan tersebut boleh disalurkan kapan saja oleh pihak Pemerintah Kabupaten Pidie bersama Tagana setempat untuk para korban bencana, baik itu bencana alam maupun bencana sosial. 

"Yang kita inginkan adalah masyarakat tidak kelaparan," kata Alhudri. Sebelum pulang, Alhudri menyempatkan untuk memeriksa gudang logistik dan mengingatkan agar dalam penataan gudang tersebut harus menganut semangat gerakan BEREH yang dicetuskan oleh Sekda Aceh Taqwallah, serta logistik tersebut dipisahkan berdasarkan sumber anggaran. 

"Agar gudang ini tertata dengan rapi dan indah," kata Alhudri. (Adv)


Keyword:


Editor :
Indri

riset-JSI
Komentar Anda