Dinsos Aceh akan Buka Jurusan Barista untuk Remaja Putus Sekolah di Aceh
Font: Ukuran: - +
Sekretaris Dinas Sosial Aceh Devi Riansyah didampingi Kepala UPTD RSJN Saifullah dan Instruktur BLKI Barista melihat mesin roasting kopi yang sudah dibeli untuk rencana pembukaan kelas Barista pada tahun anggaran 2021 di UPTD RSJN Dinas Sosial Aceh. [Foto: Humas Aceh]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Unit Pelayanan Teknis Dinas (UPTD) Rumoh Sejahtera Jroh Naguna (RSJN) Dinas Sosial Aceh akan menambah jurusan pelatihan ketrampilan barista untuk tahun anggaran 2021.
Seperti diketahui, selama ini UPTD yang beralamat di Jalan T Nyak Makam, Lampineung, Kecamatan Syiah Kuala, Kota Banda Aceh itu memiliki dua jurusan pelatihan keterampilan yaitu jurusan perbengkelan dan las serta jurusan menjahit dan membordir.
Hal itu disampaikan Sekretaris Dinas Sosial Aceh, Devi Riansyah yang hadir mewakili Kepala Dinas Sosial Aceh Alhudri pada Penutupan Pendidikan dan Pelatihan Keterampilan Bagi Remaja Binaan Angkatan ke -79 di Aula UPTD RSJN, Kamis (3/12/2020).
“Insya Allah untuk tahun anggaran 2021 UPTD RSJN yang memang tupoksinya untuk melakukan pendidikan dan pelatihan untuk remaja putus sekolah berencana akan membuka pelatihan khusus barista. Kenapa barista kita ambil karena permintaan untuk barista di Aceh dan di Indonesia saat ini sangat tinggi,” kata Devi Riansyah.
Karena permintaannya yang tinggi, maka hal ini dianggap sebagai peluang kerja yang sangat bagus bagi anak-anak binaan UPTD RSJN, sehingga mereka nantinya bisa memiliki pekerjaan yang lebih layak dan memiliki penghasilan yang lebih baik untuk meningkatkan taraf hidup mereka.
“Ini cita-cita kita, dan kita serius sekali untuk meningkatkan kemampuan anak-anak kita terutama dalam hal menjadi seorang barista yang profesional,” ujar Devi.
Terkait dengan persiapan pembukaan jurusan barista, Devi menuturkan jika pihaknya akan menyiapkan peralatan yang berkualitas sehingga nantinya anak-anak hasil didikan ini, betul-betul memiliki pemahaman yang baik terhadap peralatan tentang bagaimana menjadi barista yang baik dan profesional.
Selain alat, Dinas Sosial kata Devi juga akan mendatangkan instruktur-instruktur yang memiliki kapasitas dan kapabilitas untuk itu, tentunya mereka yang sudah memiliki sertifikasi menjadi seorang barista.
“Jadi memang keseriusan kita ini, kita lakukan dalam hal pemenuhan kebutuhan peralatan dan instruktur yang berpengalaman,” kata Devi Riansyah.
Terkait dengan jumlah siswa binaan apakah ada penambahan seiring dibukanya jurusan keterampilan barista, Devi mengatakan hal itu sangat tergantung pada ketersediaan anggaran.
Selama ini RSJN melatih 100 orang siswa/siswi, yang terdiri 50 orang jurusan perbengkelan dan las, sementara 50 orang lainnya jurusan menjahit dan membordir.
“Untuk ke depan kita akan tetap dengan seratus, namun jenis latihannya kita tambah satu lagi yaitu barista. Kita tambah jenis latihannya bukan orangnya. Kalau menambah jumlah orangnya ini menambah anggaran sementara anggaran kita sangat terbatas,” ujar Devi.
Sementara itu Kepala UPTD RJN Saifullah mengatakan, sebagai bentuk persiapan rencana membuka jurusan pelatihan barista, pihaknya telah membeli beberapa jenis peralatan untuk roasting kopi, namun alat-alat tersebut tentunya belum mencukupi untuk bisa buka kelas barista di tahun 2021.
“Namun kita akan berupaya untuk bisa menambahkan alat-alat tersebut di tahun anggaran 2021 nanti,” kata Saifullah.
UPTD RSJN selama ini membuka jurusan Perbengkelan dan Las untuk masa pelatihan selama 5 bulan, jurusan menjahit dan membordir 5 bulan, sementara untuk barista diperkirakan cukup untuk 2 bulan pelatihan.
“Semua jurusan yang kita buka di sini adalah bentuk tanggung jawab pemerintah dalam mengurangi angka pengangguran dan kemiskinan dengan membekali para remaja putus sekolah berupa pelatihan dan keterampilan yang ada di UPTD kita,” kata Saifullah.(*)