kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Prof Mohd Harun Harap USK Buka Prodi Sastra Aceh

Dikukuhkan Jadi Guru Besar, Prof Mohd Harun Harap USK Buka Prodi Sastra Aceh

Kamis, 11 Maret 2021 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Auliana Rizky

Guru Besar USK, Prof Mohd Harun. [IST]


DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Universitas Syiah Kuala (USK) Banda Aceh kembali mengukuhkan empat guru besar baru dalam Sidang Senat Terbuka yang dilaksanakan secara daring dan luring di Gedung AAC Dayan Dawood, Banda Aceh, Rabu (10/3/2021) kemarin.

Mereka yang dikukuhkan dalam sidang yang dipimpin oleh Ketua Senat USK, Prof Abubakar MS adalah Prof Hizir, Prof Mohd Harun, Prof Syafruddin, dan Prof Suhendrayatna.

Prof Mohd Harun, setelah pengukuhan dirinya sebagai guru besar USK Banda Aceh mengatakan, gelar Profesor tidak bernilai jika tidak diimbangi dengan karya-karya monumental untuk kemaslahatan umat manusia.

"Seorang Profesor haruslah menghasilkan inovasi dan pemikiran yang baharu dalam bidang yang ditekuninya," ujar Prof Harun saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (11/3/2021).

Ia mengungkapkan, di satu sisi ia bahagia memperoleh gelar sebagai guru besar, tetapi di sisi lain, ia mengaku terbebani dengan tuntutan yang harus dilakukan seorang guru besar.

Dengan gelar yang diterimanya itu, ia berharap bisa mengikuti jejak Syekh Abdurrauf As Singkily atau dikenal juga dengan sebutan Teungku Syiah Kuala.

Berkaitan dengan keahliannya di bidang sastra, Prof Harun berharap agar masyarakat Aceh untuk kembali mencintai karya-karya sastra Aceh. Karena, kata dia, banyak kearifan yang terkandung dalam sastra Aceh.

“Sastra Aceh merekam berbagai pemikiran dan tingkah polah kita dalam mengajarkan kita tentang bagaimana hidup yang lebih baik sesuai budaya Kita, banyak perbedaan dengan budaya lain," sebut dosen Pendidikan Bahasa Indonesia FKIP USK itu.

Prof Harun berharap agar USK Banda Aceh segera membuka Prodi Sastra Aceh.

"Harapan terbesar saya adalah agar USK dapat segera membuka Program Studi (Prodi) Sastra Aceh dan Pemerintah Aceh dapat mendirikan pusat dokumentasi sastra Aceh," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda