Beranda / Berita / Aceh / Dihadapan Gubernur se-Sumatera, Nova Bicarakan Arah Pembangunan Aceh

Dihadapan Gubernur se-Sumatera, Nova Bicarakan Arah Pembangunan Aceh

Selasa, 13 Agustus 2019 20:00 WIB

Font: Ukuran: - +


DIALEKSIS.COM | Medan - Pelaksana tugas Gubernur Aceh, Nova Iriansyah, membicarakan pembangunan berbasis kawasan, rencana strategis, serta rincian proyek utama yang menjadi rencana pembangunan pemerintah Aceh, untuk periode tahun 2020-2024.

Presentasi itu disampaikan di depan Menteri Perencanaan Pembangunan Nasional (PPN)/Bappenas, Bambang Brodjonegoro, juga gubernur se-Sumatera, dalam rapat konsultasi regional penyusunan rancangan awal Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020-2024, yang berlangsung di Kota Medan, Selasa (13/8/2019)

Menurut Nova, kini kawasan Lautan Hindia adalah kawasan pertumbuhan tinggi. Geo-politik, geo-ekonomi, dan geo-strategis dunia beralih ke sana.

 "Aceh yang tertelak di ujung barat Indonesia ada di pintu gerbang itu. Baik dari lalu-lintas dari Asia Selatan, Timur Tengah, Eropa juga Afrika," Nova menjelaskan.

Untuk itu, satu antara rencana strategis kedepan yang akan dilakukan Pemerintah Aceh adalah menjadikan kawasan Lautan Hindia dan Andaman sebagai destinasi investasi dan kegiatan ekonomi berbasis ekspor.

Secara kusus, Nova Iriansyah, juga meminta pemeritah pusat melalui kementerian terkait untuk segera membuka rute penerbangan dari Bandara SIM, Aceh Besar, ke Port Blair di Kepulauan Andaman, India.

 "Jadi dari Port Blair itu hanya satu jam (penerbangan) ke Aceh. Sedangkan ke daratan India itu cuma 3 jam," jelas Nova.

Menurut Nova, Dubes India sudah lima kali datang ke Aceh. Untuk meminta dan membicarakan kerja sama yang bisa dilakukan.

 "Pak Menteri, kayaknya mereka butuh sekali kita. Apa yang saya butuhkan dari Pak Menteri adalah bimbingan termasuk orang-orang yang ahli dalam bernegosiasi, supaya kita dapat memanfaatkan posisi tawar yang tinggi terhadap India dalam konteks Port Blair di Andaman."

Menyangkut Aceh yang berada di lintasan Ring Of Fire, menurut Nova, rencara strategis yang dilakukan Pemerintah Aceh adalah dengan pengendalian pengurangan risiko bencana melalui penguatan sumber daya manusia dan daya dukung serta daya tampung lingkungan.

Sementara untuk pemerataan pembangunan, pemerintah akan membangun berdasarkan basis kawasan.

Untuk wilayah Banda Aceh, Sabang, Jantho (Basajan), yang direncanakan pembangunan industri Lampulo dan KIA Ladong. Infrastruktur( pelabuhan malahayati, jalan tol, air bersih, dan smart city). Konservasi AIR (DAS Krueng Aceh, waduk krueng Suelimum, embung Krueng Raya). Pusat riset dan study kebencanaan Unsyiah, halal tourism. Pengembangan Bandara SIM sebagai Hub penerbangan haji dan umrah. Pengembangan wisata relegi Masjid Raya Baiturrahman, revilitalisasi museum tsunami, MRT rute bandara SIM-Masjid Raya Baiturrahman- Ule Lhue.

Untuk kawasan ekonomi khusus (KEK) Barat Selatan, akan dilakukan pembangunan infrastruktur konektivitas (Pelabuhan Teluh Surien dan Calang, Bandara Cut Nyak Dien, Kuala Bate, Terowongan Geuruetee). Penguatan Universitas Teuku Umar. Pengembangan industri nilam, restorasi lahan gambut dan penanggulangan bencana kebakaran hutan, pembangunan wisata Pulau Banyak.

Untuk KEK Pariwisata di Simeulue Pulau Banyak, rencana pembangunannya adalah  Infrastruktur konektivitas; bandara Hamzah Fansuri dan Lasikin, pelabuhan Sinabang, pelabuhan Pulau Banyak dan Singkil, jaringan telekomunikasi. Selain itu juga dilakukan pengembangan destinasi wisata.

Sementara untuk Kawasan Strategis Pariwisata Nasional Dataran Tinggi Gayo Alas (KSPN DTGA), yang direncanakan adalah, pengembangan infrastruktur konektivitas Bandara Rembele, Alas Lauser, pusat logistik, dan jaringan komunikasi. Selain itu juga akan melakukan pengembangan destinasi wisata Danau Laut Tawar, peningkatan produksi komoditas pertanian, konservasi TNGL juga Danau Laut Tawar, serta penanganan gangguan kawasan TNGL Lauser.

Sedangkan di persisir timur salah satu yang direncanakan adalah pengembangan kawasan idustri Kuala Langsa juga KPPN Puereulak. Sementara KEK Arun terus akan berlanjut seperti yang telah direncanakan.

Sementara untuk menyambut PON 2024, Pemerintah Aceh akan melakukan pembangunan stadion utama, pembangunan venue olahraga, wisma atlet dan rehabilitasi serta peningkatan sarana serta prasarana olahraga.

Selain dihadiri menteri dan gubernur, rapat konsultasi regional penyusunan rancangan awal RPJM Nasional 2020-2024 itu juga turut dihadiri Kepala Bappeda, Bupati/Walikota, Rektor Universitas se-Sumatera. Selain Plt Gubernur Aceh, semua pimpinan daerah juga ikut mempresentasikan rancangan awal pembangunan di provinsinya masing-masing. (pd)

Keyword:


Editor :
Pondek

riset-JSI
Komentar Anda