kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Diduga Suami Tewas Dianiaya, Kini Nila Wati Menanggung 5 Orang Anak

Diduga Suami Tewas Dianiaya, Kini Nila Wati Menanggung 5 Orang Anak

Kamis, 09 Desember 2021 18:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Nora


Saifullah saat dirawat di rumah sakit, ditemani sang istri Nila Wati. [For Dialeksis] 

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Saat ini, Aceh digegerkan dengan kasus dugaan penganiayaan tahanan hingga tewas oleh oknum polisi di Bener Meriah yang dialami oleh Saifullah (46) warga desa rawang Itek, Kecamatan Tanah Jambo Aye, Aceh Utara.

Kejadian itu, istri korban Nila Wati (38) telah melaporkan kasus itu ke Polda Aceh.

Saifullah ditangkap atas dugaan penadahan barang curain tersebut, sempat koma dan menjalani perawatan medis di Rumah Sakit Bener Meriah dan dirujuk ke RSUD Zainoel Abidin.

Berdasarkan keterangan yang disampaikan Dokter Zainoel Abidin bahwa Saifullah menderita penyakit darah tinggi, gula tinggi, kolesterol, gagal ginjal, tensi tidak stabil dan komplikasi.

Saat dikonfirmasi Dialeksis.com, Kamis (9/12/2021) Nila Wati mengatakan suaminya memang memiliki penyakit gula tapi tidak tinggi, karena selama mereka bersama suaminya saat makan kari kambing juga tidak bermasalah.

"Kalau memang dibilang komplikasi, gimana cara suaminya saya bawa mobil, penyakit jantung dan gagal ginjal itu nggak ada. Kalau dibilang ada pengumpalan darah di otak membeku berarti sudah lama dia meninggal, tapi kan ini enggak," ungkap Nila saat dihubungi Dialeksis.com, Kamis (9/12/2021).

Lanjutnya, selama ini Saifullah jika kambuh darah tinggi itu paling tinggi 120. Kemudian jika suaminya didiagnosa gagal ginjal itu disebabkan adanya penganiayaan yang sangat keras, yang akhirnya membuatnya meninggal dunia.

Saat ini, Nila Wati sedang mencari keadilan untuk sang mendiang suami. Sekarang Nila harus menanggung beban sendirian dalam menghidupi 5 orang anak yang masih kecil bahkan yang bungsu masih balita.

"Sekarang siapa yang mau tanggungjawab ini semua, anak saya masih kecil-kecil, untuk cita-cita mereka juga akan sudah putus tidak ada harapan lagi," ucap dengan berlinang air mata.

Kalaupun suaminya salah, ia tidak masalah jika dihukum secara hukum negara yang berlaku. Namun, belum ada keputusan pengadilan pun Saifullah telah dianiaya.

"Tiap hari anak anak manggil ayahnya, disuruh saya telpon, saya bilang ayah lagi dirumah sakit nak," tuturnya dengan nada menangis sesunggukan.

Hatinya hancur tiap kali mendengar anaknya memanggil sang ayah. Apalagi anak lelakinya yang duduk di bangku kelas 6 SD berencana untuk melanjutkan pendidikan di pesantren, cita-cita itu sudah lama diidam-idamkan namun terpaksa dikuburkan.

"Kami maunya pelaku itu dibuka bajunya, dipecat dan dipenjara. Itu baru cocok, mereka harus bertanggungjawab atas perbuatannya," terangnya. 

Keyword:


Editor :
Alfi Nora

riset-JSI
Komentar Anda