Diakui Aceh Masih Ketergantungan Pasokan Pangan dari Sumut, Ini Langkah yang Dilakukan Disperindag
Font: Ukuran: - +
Reporter : Zulkarnaini
Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Ir. Mohd Tanwier.
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Ada persoalan serius yang belum diselesaikan oleh Pemerintah Aceh. Hingga saat ini kebutuhan pangan Aceh masih ketergantungan dari Sumatera Utara.
Sementara Provinsi Aceh diakui memiliki lahan di setiap kabupaten untuk mengambangkan sektor pertanian dan perkebunan, jika kedua sektor itu bisa dikembangkan cukup untuk kebutuhan masyarakat Aceh.
Pemerintah Aceh mengakui, kebutuhan pangan masih tergantung pada provinsi tentangga.
Hal tersebut diungkapkan oleh Kepala Dinas Perindustrian dan Perdagangan Aceh Ir. Mohd Tanwier.
“Benar bahwa semua kebutuhan pangankita masih tergantung pada Sumatera Utara,” kata Mohd Tanwier, saat dihubungi Dialeksis.com, Sabtu (4/2/2023).
Menurut Mohd Tanwier, saat ini Pemerintah Aceh mengembangkan sejumlah komoditas untuk kbutuhan pangan di Aceh, misalnya cabe dan bawang.
“Kita sedang mengmbangkan cabe dan bawang, kita juga membantu petani mekanisme pemasaran, gudang penyimpanan,” katanya.
Pemerintah Aceh juga akan melibat pengusaha untuk pengembangan sejumlah komoditas, sehingga harga beli dari petani bisa standar.
“Tentu kita melibat pengusaha, saat ini kita sedang mambangun kerjasama dengan pabrik telur, meteka mampu memproduksi telur 1 juta butir/perhari, ini akan cukup untuk kebutuhan Aceh,” tambah Mohd Tanwier.
Lebih lanjut Mohd Tanwier mengatakan, Pemerintah Aceh terus berupaya kebutuhan pangan Aceh tidak lagi tergantung pada provinsi lain, sebagai wilayah yang memiliki pontesi alam yang bagus ini bisa kembangkan dengan baik.