kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Dekan FEBI UIN Ar-Raniry Sebut Masyarakat Bisa Belajar dari Resesi, Apa Itu?

Dekan FEBI UIN Ar-Raniry Sebut Masyarakat Bisa Belajar dari Resesi, Apa Itu?

Sabtu, 07 November 2020 16:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Roni
Dekan FEBI UIN Ar-Raniry, Dr Zaki Fuad. [Foto: Indra/Dialeksis]

DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Indonesia resmi resesi setelah pertumbuhan ekonominya minus dua kuartal berturut-turut pada kuartal II dan kuartal III tahun 2020, di mana masing-masing realisasinya minus 5,32 persen dan minus 3,49 persen.

Menanggapi hal itu, Dekan Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam (FEBI) UIN Ar-Raniry, Dr Zaki Fuad mengatakan, Aceh akan merasakan dampak yang sama sebagaimana yang dirasakan pusat dan juga daerah-daerah lain di seluruh Indonesia.

"Berdampak di Aceh karena Covid-19, tapi bukan hanya kita saja, bahkan seluruh dunia. Penyebabnya income kita terbatas, kemudian ada beberapa perusahaan atau usaha yang harus tutup," jelas Dr Zaki Fuad saat dihubungi Dialeksis.com, Sabtu (7/11/2020).

Dekan FEBI UIN Ar-Raniry berujar, ada pembelajaran penting dan berharga yang bisa didapat dari resesi yang melanda Indonesia saat ini.

"Pertama adalah tentang saving (uang simpanan). Kita selama ini tidak belajar saving, padahal jika kita melakukan yang demikian, maka saat resesi atau krisis ekonomi seperti sekarang ini, sangat membantu untuk dijadikan modal untuk usaha lain yang cocok dengan pandemi Covid-19," jelas Zaki.

"Apalagi ada yang menjadi korban PHK. Dengan income yang sedikit dari usaha modal hasil saving itu, mereka dapat memenuhi kebutuhan sehari-hari," tambahnya.

Kedua, lanjut Zaki, masyarakat tidak mempersiapkan asuransi. Padahal ini paling penting, terutama kebutuhan mendesak untuk kesehatan seperti di masa pandemi. Dengan adanya asuransi kesehatan, masyarakat bisa bergantung di sana.

Solusi resesi, perbanyak UMKM dan bina

Selanjutnya, Dekan FEBI UIN Ar-Raniry itu mengatakan, saat pandemi dan resesi seperti seperti sekarang ini, harus lebih banyak lahir UMKM dan menyesuaikan produk serta pasarnya sesuai pandemi.

"Saat resesi, pendapatan kita berkurang, daya beli internasional berkurang terhadap daya ekspor kita. Saya kira UMKM itu harus diperbanyak, begitu juga dengan produknya. Kemudian dipermudah segala birokrasi pengurusan izin usaha. Kalau bisa, pajak jangan lagi diperketat. Daripada rakyat lapar," jelas Dr Zaki.

"Selanjutnya, kreativitas masyarakat harus dibimbing. Misalnya terkait kuliner, pemerintah ikut bimbing dan promosikan. Ada saja satu pengusaha UMKM yang lahir, kemudian dia bisa menggaji dua orang, kan sudah lumayan sekali. Begitu seterusnya, semakin banyak lahir UMKM semakin baik," tambahnya.

Saat ditanya potensi chaos terkait kondisi ekonomi saat ini, Dr Zaki Fuad berujar hal itu diperkirakan tidak akan terjadi karena masyarakat sebagian sudah bersiap-siap sejak pengumuman Covid-19 pada awal Maret lalu.

"Saya kira orang tertentu saja yang sangat berdampak. Secara umum tidak sampai chaos, malah bakal bangkit setelah pandemi selesai karena akan ada peluang-peluang baru yang lahir dan belum terpikirkan selama ini, misalnya menjadi reseller dan pengembangan lainnya di pasar online," jelas Zaki.

"Dan yang paling penting itu sebenarnya making money (mampu menghasilkan uang). Walau sedikit yang dihasilkan, tapi bila dilakukan oleh banyak pelaku, maka banyak orang yang tercukupi kebutuhan hidupnya hingga resesi dan pandemi ini berakhir," pungkasnya.

Keyword:


Editor :
Sara Masroni

riset-JSI
Komentar Anda