kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Cangkang Sawit Jadi Rebutan, Indsutri Usulkan Adanya DMO

Cangkang Sawit Jadi Rebutan, Indsutri Usulkan Adanya DMO

Sabtu, 26 Februari 2022 14:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Ilustrasi Cangkang Sawit. [Foto: Istimewa]


DIALEKSIS.COM | Jakarta - Tak hanya crude palm oil (CPO) yang harganya memanas, cangkang kelapa sawit sebagai bahan bakar alternatif juga diburu sektor industri

Ketua Umum Asosiasi Kimia Dasar Anorganik (Akida) Michael Susanto Pardi mengusulkan adanya domestic market obligation (DMO) untuk komoditas tersebut karena permintaan yang tinggi di pasar dunia. 

Di pasar ekspor, Indonesia banyak mengapalkan cangkang sawit ke Jepang yang juga tengah menggenjot penggunaan sumber energi lebih hijau. 

Penggunaan cangkang kelapa sawit untuk bahan bakar industri dilakukan dengan mengolah komoditas tersebut menjadi biomassa yang kemudian dimanfaatkan pada pembangkit listrik tenaga uap (PLTU).

Kemudian, Michael mengatakan karena permintaan deras mengalir terutama dari Jepang, harga cangkang sawit menjadi lebih mahal. Sampai dengan kuartal III/2021, ekspor cangkang sawit Indonesia mencapai US$286 juta atau sekitar Rp4,1 triliun. 

Dari jumlah itu, Jepang menguasai kontribusi sebesar 84,5 persen, diikuti Thailand, Singapura, Korea Selatan, dan India. "Sekarang jadi mahal karena banyak diekspor ke Jepang, karena di sana juga fokus penggunaan EBT," ujarnya. 

Selanjutnya, Ia menjelaskan daripada pembangkit listrik tenaga surya (PLTS) atap, penggunaan cangkang sawit pada PLTU lebih stabil dengan daya yang besar, khususnya untuk menopang operasional produksi.

Adapun PLTS atap lebih banyak digunakan untuk utilitas dasar yang kebutuhan dayanya relatif kecil seperti penerangan gedung. Namun menurutnya, penggunaan PLTS atap berpeluang semakin menarik dengan terbitnya Peraturan Menteri Energi Sumber Daya Mineral (ESDM) No.26/2021. 

Sementa itu, Beleid anyar yang baru terbit Februari 2022 tersebut memungkinkan ekspor listrik 100 persen ke PLN, dari ketentuan sebelumnya hanya 65 persen. Selain itu, pemerintah juga membuka peluang perdagangan karbon dari PLTS atap. (Bisnis)

Keyword:


Editor :
Alfatur

riset-JSI
Komentar Anda