Bupati Tak Masuk Kantor, Mahasiswa Batalkan Aksi Unjuk Rasa
Font: Ukuran: - +
Reporter : Fajrizal
DIALEKSIS.COM | Bireuen - Puluhan Mahasiswa yang tergabung dalam Forum Komunikasi BEM Sekabupaten Bireuen (FKBB)recananya, Kamis (12/11/2020) ingin melakukan aksi unjuk rasa di kantor Pemerintah Kabupaten Bireuen tepatnya di kawasan Cot Gapu, Kota Juang.
Namun setelah bergerak dari halaman pendopo Bupati Bireuen menuju Cot Gapu Bupati Bireuen Muzakkar A Gani dikabarkan tidak berada dikantor akhirnya mahasiwa membatalkan aksi unjuk rasa.
Para Mahasiswa selanjutnya bergerak melakukan konvoi. Konvoi yang dilalui para mahasiswa dimulai dari Simpang Empat, kemudian menuju ke jalan depan rumah sakit dr Fauziah Bireuen. Selanjutnya mereka menuju ke depan Pendopo Bupati dan diakhiri di depan gedung Pemerintahan Kabupaten Bireuen.
Mereka terlihat memasang spanduk di pagar depan gedung Pemerintahan dengan tulisan "Bupati Seumenget, Dewan Teunget, Dana Covid Hoe Neuba" dan juga terlihat spanduk dengan tulisan "Stop Perkosa Pendidikan, Stop Kapitalisasi Pendidikan, dengan hashtag Bireuen Sekarat".
Saat ditanya alasan kenapa mahasiswa tidak diarahkan masuk ke dalam gedung Pemerintahan, beberapa mahasiswa menjawab bahwa Bupati Bireuen tidak ada ditempat.
"Buang-buang waktu jika kami berkoar-koar menyuarakan aspirasi masyarakat, sedangkan pemangku kepentingan tidak ada di tempat. Jika memang dia tidak merasa bersalah, untuk apa menghilang. Secara tidak langsung beliau mengakui bahwa dirinya melakukan kesalahan," ujar aktivis Bireuen, Syibran Malasi yang turut menghadiri aksi konvoi ini.
Koordinator Forum Komunikasi BEM se Bireuen (FKBB), Muhammad Dian menjelaskan, konvoi hari ini merupakan peringatan atas pengkhianatan Bupati Bireuen, Muzakkar A Gani, SH. M.Si yang mengabaikan permintaan mahasiswa. Beliau sudah berjanji kepada mahasiswa akan mengirimkan surat balasan pada Selasa (10/11/2020), namun dia mengingkarinya.
Diceritakan Dian, Pada Senin (2/11/2020), FKBB sudah melakukan konsolidasi bersama Ketua DPRK dan juga turut dihadiri oleh anggota fraksi di gedung dewan setempat. Dari hasil konsolidasi tersebut, Dewan menyepakati dan mendukung mahasiswa untuk beraudiensi dengan Bupati Bireuen dan pejabat Forkopimda.
Sehari setelah itu, kami menemui dan menyurati langsung Bupati untuk menempuh jalur konstitutional melalui audiensi. Beliau sudah berjanji kepada mahasiswa akan mengirimkan surat balasan pada Selasa (10/11), namun dia mengingkarinya. Jikapun sekarang Bupati sadar dan beritikad baik membalas surat balasan dari mahasiswa, kami tidak butuh lagi surat balasan dari pembohong.
"Bupati seperti ini tidak bisa dijadikan panutan, masak seorang publik figur membohongi seluruh mahasiswa Bireuen. kami meminta audiensi bukan tanpa alasan, ada permasalahan yang besar terjadi di kabupaten Bireuen yang di diami dan tidak ada kepedulian dari pihak Eksekutif," ujar Dian.
Disebutkan, Forum Komunikasi BEM se Bireuen (FKBB) meminta beraudiensi guna menyikapi permasalahan yang terjadi saat ini di Bireuen. Niatnya mengedepankan diskusi intelektual untuk nantinya akan keluar beberapa perjanjian yang dianggap penting.
Foto: Fajrizal/Dialeksis
"Amburadurnya Kinerja Pemerintah dalam menangani masalah Covid-19 dan pendidikan di Kabupaten Bireuen menjadi tanda tanya besar bagi mahasiswa, jika memang Bupati tidak becus dalam kinerja, setidaknya jangan pernah membodohi dan membohongi rakyat," tegas Muhammad Dian dalam keterangannya kepada media ini.
Dian berjanji, Forum BEM se Bireuen akan kembali kepung gedung Pemerintahan Bireuen dengan masa yang lebih banyak untuk menyuarakan aspirasi masyarakat.
Ia mengajak seluruh elemen mahasiswa Bireuen untuk satu komando dalam mengawal kebijakan Pemerintah Bireuen yang dinilai sedang Sekarat, dengan tetap tenang dan tidak mudah terprovokasi. (Fajrizal).