kip lhok
Beranda / Berita / Aceh / Buntut Kasus Tawuran, DPR Aceh Panggil Seluruh Kepsek SMA dan SMK di Lhokseumawe

Buntut Kasus Tawuran, DPR Aceh Panggil Seluruh Kepsek SMA dan SMK di Lhokseumawe

Jum`at, 03 Februari 2023 12:00 WIB

Font: Ukuran: - +

Reporter : Rizkita Gita

Foto : Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat DPR Aceh, menggelar pertemuan dengan 26 kepala sekolah yang tersebar di Lhokseumawe. (Rizkita/Dialeksis.com)


DIALEKSIS.COM |Lhokseumawe - Komisi VI Dewan Perwakilan Rakyat (DPR ) Aceh, menggelar pertemuan dengan 26 kepala sekolah yang tersebar di seluruh sekolah tingkat SMA/SMK di Lhokseumawe, untuk membahas terkait aksi tawuran oleh pelajar pada Minggu, 29 Januari 2023 kemarin. 

Pertemuan itu digelar di Aula Dinas Cabang Pendidikan Aceh Wilayah Kota Lhokseumawe, pada 2 Februari 2023. Turut dihadiri Ketua Komisi VI DPR Aceh, Anwar. Wakil Ketua Komisi VI DPR Aceh Tantawi dan juga Sekretaris Komisi VI DPR Aceh. Didampingi Kepala Kacabdin Pendidikan Lhokseumawe, Supriadi, dan juga Kepala Sub Bagian Tata Usaha, Jamaluddin. dan sejumlah pengawas sekolah setempat. 

“Pertemuan ini kita lakukan evaluasi terhadap sekolah di Lhokseumawe, kita sama- sama mencari solusi agar kejadian ini tidak terulang lagi dan tidak dicontoh oleh siswa lain di Aceh,” kata Ketua Komisi VI DPR Aceh, Anwar, kepada Dialeksis.com Jumat (3/2/2023). 

Kendati demikian, DPRA berharap kepada Kacabdin untuk terus melakukan koordinasi dengan kepala sekolah membahas soal perkembangan di sekolah. 

“Ini tentu menjadi tugas kita bersama untuk mendidik moral anak. Ini juga perlu kerjasama antara guru dan orang tua murid saling diskusi tentang kegiatan atau aktivitas dilakukan anak- anak,” imbuhnya. 

Dalam kesempatan itu, Wakil Ketua Komisi VI DPR Aceh Tantawi menambahkan, menyangkut kejadian tawuran itu menjadi tanggungjawab bersama, sekolah jangan sampai lalai dalam mendidik moral anak, karakter menjadi tugas pokok sekolah juga.

“Meskipun kejadian di luar sekolah, itu tetap tanggungjawab sekolah, guru tidak hanya bertugas mengajar pelajaran sekolah tapi juga mendidik moral anak menjadi PR kita bersama. Kita berharap kepada orang tua memantau seluruh kegiatan anak, baik itu di sekolah maupun di sekolah,” ujar Tantawi. 

Tantawi menyebutkan berdasarkan data di DPRA, kasus seperti ini sudah dua kali terjadi di Lhokseumawe. Dengan demikian, ini butuh perhatian dan intervensi khusus, agar peristiwa yang sama tidak terulang lagi.

Tentu ini perlu langkah responsif dilakukan antar sekolah. Sehingga tidak ada lagi remaja yang terlibat tawuran. “Apalagi ini sudah membawa senjata tajam. Ini sungguh mencoreng dunia pendidikan Aceh. Maka, kita harus segera turun ke sekolah, menemukan titik akar masalahnya,” terangnya. 

“Terkait hal itu perlu langkah serius Dinas Pendidikan Provinsi Aceh dan Cabang Dinas Pendidikan Kota Lhokseumawe untuk membuat sistem terpadu penanganan tawuran antar pelajar,” kata Tantawi.

Sementara itu, Dinas Cabang Pendidikan Aceh Wilayah Kota Lhokseumawe, Supriadi, pihaknya tetap menghormati proses hukum yang masih bergulir di Polres Lhokseumawe, pihaknya akan mencari jalan keluar bagaimana ketiga anak tersebut masih tetap belajar.

“Kita tetap pada koridornya, meskipun pereka pelaku atau bagaimana masih tetap membina mereka ini juga tanggungjawab bersama, meskipun kejadian itu terjadi di luar jam sekolah,” pungkasnya. (RG)

Keyword:


Editor :
Zulkarnaini

riset-JSI
Komentar Anda