Bukti Sejarah Ada di Balai Arsip Statis dan Tsunami Aceh
Font: Ukuran: - +
Reporter : Nora
Kepala BAST Aceh, Muhammad Ikhwan. [Foto: IST]
DIALEKSIS.COM | Banda Aceh - Keberadaaan UPT Balai Arsip Statis dan Tsunami (BAST) Aceh bukan hanya melakukan pendokumentasian dan pengawasan arsip tsunami. Akan tetapi, juga menyimpan dan melestarikan arsip tsunami yang jumlahnya mencapai lebih kurang 10 ribu meter linier dalam berbagai media, baik itu kertas, foto, CD dan lain sebagainya.
Arsip - arsip tsunami tersebut merupakan arsip yang tercipta dari program rehabilitasi dan rekonstruksi yang dilakukan oleh BRR NAD-Nias.
Hal itu disampaikan oleh Kepala BAST Aceh, Muhammad Ikhwan kepada Dialeksis.com, Rabu (24/11/2021).
Pada tahun 2017, arsip tsunami yang tersimpan di BAST telah diakui sebagai Memory of the World (MoW) oleh United Nations Educational, Scientific and Cultural Organization (UNESCO).
"Balai Arsip statis dan tsunami terus melakukan pelestarian terhadap arsip tsunami, karena arsip-arsip tersebut memiliki nilai pembelajaran bagi masyarakat dunia dan menjadi sumber utama untuk penelitian tentang kebencanaan, kemanusiaan, pembangunan dan pengembangan teknologi penanggulangan bencana," jelasnya lagi.
Tak hanya itu, lanjutnya, juga menjadi bukti sejarah dan menjadi rujukan bagi generasi sekarang dan dimasa yang akan datang.
Saat ini, kata dia, tugas dan fungsi Balai Arsip Statis dan Tsunami tidak hanya penyelamatan arsip tsunami yang masih tersebar, baik di berbagai Lembaga dan individu.
"Tetapi juga arsip-arsip Lembaga vertikal yang ada di Aceh melalui kegiatan akuisisi arsip, dimana dalam kegiatan akuisisi ini juga diklakukan monitoring terkait penyelenggaraan kearsipan," terangnya.
Sebagai Lembaga Kearsipan, BAST dan Dinas Perpustakaan dan Kearsipan Aceh (DPKA) bekerjasama dalam meningkatkan penyelenggaraan kearsipan di Aceh. Apalagi, BAST merupakan satu-satunya Satker Arsip Nasional yang ada di daerah. Sudah tentu, saling bekerjasama dalam berbagai kegiatan yang berkaitan dengan kearsipan.
Menurutnya, hal terpenting dalam pengawasan dan pelestarian arsip tsunami adalah kesadaran semua orang tentang betapa pentingnya arsip bagi kehidupan berbangsa dan bernegara, arsip merupakan kunci jawaban dari berbagai persoalan yang dihadapi, karna dalam arsip tersimpan informasi yang autentik dan terpercaya.
"Karena itu, Pelestarian dan penyelamatan arsip tsunami bukan tanpa alasan, peristiwa gempa bumi dan tsunami merupakan salah satu bencana kemanusiaan terdahsyat yang pernah terjadi di dunia," ungkapnya.
Untuk itu, arsip-arsip yang tercipta dari peristiwa tersebut tidak hanya memuat informasi tentang pembangunan infrastruktur pasca bencana tsunami dan gempa bumi, tetapi juga pembangunan sosial budaya, ekonomi, Pendidikan, keuangan, adat istiadat, keagamaan masyarakat serta berbagai informasi lainnya.
"Arsip-arsip tersebut memiliki nilai pembelajaran bagi masyarakat dunia dan menjadi sumber utama untuk penelitian tentang kebencanaan, kemanusiaan, pembangunan dan pengembangan teknologi penanggulangan bencana," pungkasnya.